Semakin Populer, Teknologi Generative AI Justru Menimbulkan Perpecahan Terkait Hak Cipta

Media
21.11.22

Semakin Populer, Teknologi Generative AI Justru Menimbulkan Perpecahan Terkait Hak Cipta

Belakangan ini, banyak orang mempertanyakan legalitas sistem generative AI yang mengambil data tanpa regulasi tertentu dari karya organik manusia seperti lukisan, puisi, dan lain-lainnya.

by Whiteboard Journal

 

Teks: Shania Indah Adiyobikenia
Foto: Max-o-matic/The Verge

Perusahaan besar seperti Microsoft, Adobe, dan Github kini hari mulai mengintegrasikan teknologi generative AI ke dalam bisnisnya, demikian startup pun mencoba menyaingi dengan mendanai ratusan juta dolar untuk AI. Software ini bahkan memiliki pengaruh budaya, dengan model AI teks-ke-gambar yang menciptakan meme yang cukup viral. Namun, terdapat satu pertanyaan yang kian dikhawatirkan, apakah semua ini legal?

Sistem AI sendiri beroperasi dengan mengidentifikasi dan mengulang pola dalam data. Namun, karena beberapa program AI menghasilkan karya dengan mengambil secara langsung dari web, generative AI menjadi terlilit dengan isu hak cipta. 

Permasalahan dengan hak cipta ini dapat digambarkan seperti ini: sebuah AI diberikan 10 novel karya Stephen King dan diberi perintah untuk menulis novel Stephen King. Secara langsung, AI tersebut menjadi saingan bagi penulis horor paling terkenal sepanjang masa. Apakah hal itu adil?

Maka dari itu, beberapa perusahaan dan peneliti sudah bereksperimen dengan cara untuk memberikan kompensasi kepada pencipta. Contohnya adalah Shutterstock, yang berencana untuk menyiapkan dana untuk memberi kompensasi kepada individu yang karyanya dijual ke perusahaan AI. Sementara itu, DeviantArt telah membuat tag metadata untuk gambar yang dibagikan di web yang memperingatkan peneliti AI untuk tidak mengorek konten mereka.

Kemungkinan besar tuntutan pertama terkait seni AI akan berasal dari situs gambar stok. Sebab, industri gambar stok menjadi salah satu pihak yang terugikan akibat AI, dan mereka juga memiliki dana untuk membawanya ke pengadilan. Bisa saja, berhasilnya gugatan generative AI ke dalam pengadilan tersebut dapat membuka pintu bagi pihak-pihak lainnya untuk mendapatkan kembali hak cipta mereka.whiteboardjournal, logo

Tags