Mengenal Kemunculan dan Perkembangan Performance Art di Indonesia

Ideas
01.05.18

Mengenal Kemunculan dan Perkembangan Performance Art di Indonesia

Untuk semakin memahami dunia seni, salah satu subkulturnya perlu untuk lebih dikenali, yakni performance art.

by Whiteboard Journal

 

Teks: Livina Veneralda

Foto: Qagoma

Untuk semakin memahami dunia seni, salah satu subkulturnya perlu untuk lebih dikenali, yakni performance art. Berbeda dengan karya seni rupa seperti lukisan, patung atau instalasi, performance art menggunakan tubuh sebagai medium berkaryanya. Berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan untuk lebih mengenal performance art.

Foto: Wikimedia Commons

Performance art pertama kali muncul di Eropa dan Amerika pada 1960-an. Pada saat itu, para seniman merasa bahwa karya seni konvensional seperti lukisan atau patung sudah tidak bisa menampung ekspresi seni mereka, maka dari itu mereka lebih memilih aksi langsung menggunakan tubuhnya. Selain itu, seniman-seniman performance juga menentang konsep bahwa seni hanya dapat dinikmati oleh institusi seperti museum yang cenderung borjuis.

Foto: ACCA Melbourne

Ada juga yang menyebut performance art sebagai body art atau happening art, karena memang senimannya mengandalkan tubuh, memiliki durasi pertunjukan, dan terkadang mengajak penonton untuk ikut terlibat dalam performance-nya. Pada awalnya, performance art memang hanya menggunakan tubuh saja, tapi, lahirlah istilah video art sebagai hasil dari gabungan performance art dengan teknologi. Selain itu, beberapa seniman juga menggunakan detil cahaya, sound dan musik dalam performance-nya.

Performance art di Indonesia sendiri pertama kali diusung oleh Gerakan Seni Rupa Baru pada 1970-an, walaupun istilahnya sendiri belum disadari saat itu. Sama seperti kemunculan performance art di Eropa, seniman-seniman Indonesia menolak konvensi seni rupa konvensional dan juga memiliki kritik-kritik politis. Isitlah performance art ramai dikenal setelah tahun 1990-an ketika ada festival-festival seperti Internasional Performance Art Festival (JIPAF), Bandung Performance Art Festival dan gelaran performance berskala internasional lainnya.

Foto: Pinterest

Indonesia memiliki banyak tokoh performance yang dengan karya yang berkualitas dan bertaraf internasional. Pada awalnya, performance art dimotori oleh seniman seperti FX Harsono, Arahmaiani dan Eddie Hara di tahun 1970 dan 1980-an. Pada 1990-an, muncul tokoh performance lainnya seperti Melati Suryodarmo, Dadang Christianto dan Tisna Sanjaya. Selanjutnya, dari tahun 2000-an, performance art makin marak dilakukan, salah satunya oleh seniman Reza ‘Asung’ Afisina, dan kolektif performance seperti Performance Art di Jakarta (Padjak) dan 69 Performance Club.whiteboardjournal, logo