New Music Selection: Dari James Blake, Park Hye Jin, Bartees Strange, hingga Feel Koplo

Music
20.08.21

New Music Selection: Dari James Blake, Park Hye Jin, Bartees Strange, hingga Feel Koplo

Dari cover Japanese Breakfast untuk lagu Sufjan Stevens, comeback Jose Gonzales, hingga saat Rara Sekar membawakan lagu cover dari musisi Malaysia.

by Whiteboard Journal

 

Setiap hari jumat, kami akan merangkum rilisan lagu baru dari musisi lokal dan internasional. Berikut adalah rangkuman lagu-lagu baru yang menarik untuk didengar di tengah Agustus 2021 ini.

James Blake – Life Is Not The Same

Single kedua dari album baru James Blake, “Friends That Break Your Heart” ini diproduseri oleh Take A Daytrip, duo produser yang membidani beberapa karya Lil Nas pasca “Old Town World” dan karya kolaborasi Travis Scott dan Kid Cudi. 

Japanese Breakfast – Romulus (Sufjan Stevens Cover)

Tahun ini merupakan tahun besar bagi Michelle Zauner, dimulai dengan perilisan album Jubilee dan kesuksesan buku “Crying At H Mart” karyanya, namun ia tidak berhenti di situ. Di sini, Michelle mengemas Romulus secara lembut dengan gayanya sendiri, dibantu kolaborator Gabby’s World dan Molly Germer.


Alice Longyu Gao – Kanpai

Setelah merilis rangkaian lagu hyperpop menarik dua tahun ke belakang, produser ini kembali dengan lagu penuh gemerlap. Lirik-lirik simpel seperti “My name on your lips like liquor lipstick,” membuat lagu ini sangat relevan di era post-internet seperti saat ini.

Hana Vu – Everybody’s Birthday

Gloomy, teatrikal dan renyah di saat yang sama. Hana Vu membahas kesedihan kolektif yang orang-orang rasakan pada hari ulang tahun mereka, terlebih pada masa pandemi yang penuh kesendirian ini. Singel ini jadi salah satu perkenalan untuk album debutnya yang rilis November nanti.

José Gonzàlez – Swing

Terinspirasi oleh musik asal Afrika Barat dan Karibia, di sini Jose Gonzales mengajak kita kembali berdansa setelah setahun lebih kita bermuram suasana. Gitar tipis dan bass yang melodik dipadukan dengan drum machine menjadikan lagu ini sumber good vibes yang sempurna untuk siapa saja.

Church Girls – Separated

Salah satu antitesis dari ujaran tentang pop-punk yang tak lagi relevan. Church Girls bisa mengingatkan bahwa paduan indie rock dan pop-punk memang tidak pernah mengecewakan.

Parquet Courts – Walking At A Downtown Pace

Album ini awalnya dimulai dari hasil jamming dan improvisasi. Menjadi salah satu singel utama, “Walking At A Downtown Pace” mencoba memperkenalkan kehidupan di New York, dimana selalu terjadi ada pergerakan yang konstan, seakan semua orang selalu berjalan mengarah ke tujuannya masing-masing.

Future Islands – Peach

Salah satu hal yang membuat Future Islands sebagai salah satu band yang selalu relevan adalah cara mereka untuk memadukan keresahan dengan musik yang menyenangkan. Demikian pula lagu ini, meski memiliki mood yang lumayan joyful, lirik dari lagu ini menjelaskan dilema antara hidup dan mati.

Waxahatchee – Talkin’ Dust Blow Blues (Woody Guthrie Cover)

Waxahatchee turut berkontribusi untuk proyek album tribut Woody Guthrie yang akan rilis bulan depan. Hasilnya adalah spoken word yang spacey dan menenangkan.

Park Hye Jin – I Need You

Setelah berkolaborasi dengan musisi lain seperti Blood Orange dan Clams Casino, Park Hye Jin beristirahat dari musik house dan influens hip hop-nya. Lewat I Need You, ia berusaha menampilkan kehangatan sisi emosionalnya.

Spirit Was – I Saw The Wheel

Jika belakangan marak band-band “keras” berputar arah menjadi band yang lebih pop, Spirit Was memilih untuk melawan arus. Proyek solo dari pecahan band indie rock LVL ini justru tampil lebih abrasif dan memberi kejutan berupa blastbeat dan screaming vocals di lagu barunya. 

Lebur – Samsara

Membuat lagu berbasis spoken word bukan perkara mudah. Jarang sekali yang bisa lolos dari jebakan-jebakan klise. “Samsara” lagu pertama dari band post-rock Lebur adalah contoh suksesnya. Sangat penasaran akan materi dari band muda penuh potensi ini. 

Circuit des Yeux – Dogma

“Where there is faith there is violence,” ungkap Haley. Singel yang akan jadi pintu masuk ke album barunya yang berjudul -io ini bercerita tentang dogma kehidupan.

Portrayal of Guilt – Touched By An Angel

Lagu yang mendewakan kematian memang tidak biasanya memiliki kata ‘malaikat’ di judulnya. Sebagai band metal, screamo dan hardcore, Portrayal of Guilt menantang konsepsi umum tentang ini. 

Anxious – Call From You

Datang dari skena hardcore, Anxious bermain di area abu-abu antara emo dan pop punk. Mengingatkan pada Title Fight, tapi tetap punya karakter tersendiri yang membuatnya spesial. 

Jangar – Rijang

‘Rijang’ yang berarti pemantik api, sangat sesuai untuk mendeskripsikan lagu dengan semangat berapi ini. Kord gitar dibuat agak janggal karena penggabungan nada diminished dengan tangga nada biasa, namun justru kejanggalan ini lah yang menjadi salah satu daya tarik utama.

Dialog Senja – Laju

Dialog Senja memang punya ciri khas gitar akustik sebagai instrumen utamanya. Namun, mereka berhasil memperkenalkan suara baru yang lebih menarik, enerjik dan elektrik, ditandai dengan rilisnya “Laju” yang memiliki banyak elemen synth.

Oscar Lolang – Eastern Man (Feel Koplo Remix)

Dirilis dalam rangka memperingati hari kemerdekaan Indonesia ke-76, lagu milik Oscar Lolang yang menyematkan bahasa daerah Papua ini jadi punya warna baru semenjak disulap oleh Feel Koplo.

Joy Orbison – w/ dad & frankie

Di debut album full length-nya ini, Joy Orbison bermain dengan segala genre club UK, ditambah dengan cuplikan suara dari para anggota keluarganya untuk menambahkan sisi emosional.


Phoebe Bridgers – Kyoto (Bartees Strange Remix)
Sepertinya, tak ada minggu tanpa berita baru dari Phoebe Bridgers. Untungnya, sampai hari ini, beritanya positif. Hal baiknya adalah saat satu musisi paling worth to watch saat ini, Bartees Strange, diajak untuk memberi makna baru untuk lagu “Kyoto” yang sudah ikonik itu. Tantangan ini terjawab saat Bartees Strange mampu memberi nafas baru di lagu ini, dan sekaligus menunjukkan karakter personalnya yang juga sangat menarik. 

Hara – Keroncong Hujan (OST Mukhsin cover)

Rara Sekar, melalui monikernya, Hara, merilis satu lagu cover dari soundtrack film Malaysia, “Hujan”. Di tangan Rara Sekar, lagu yang awalnya bernuansa cerah ceria ini, jadi lebih bernuansa melankolia. whiteboardjournal, logo