New Music Selection: Toro y Moi, Bizzare, Beach House, sampai bakarduka

Music
28.01.22

New Music Selection: Toro y Moi, Bizzare, Beach House, sampai bakarduka

Cloakroom kembali tunjukkan warna baru, ikut menjelajahi Brexit-core bersama Yard Act, dan nikmati summer-tune indah dari Cannons.

by Whiteboard Journal

 

Setiap hari Jumat, kami akan merangkum rilisan lagu baru dari musisi lokal dan internasional. Berikut adalah rangkuman lagu-lagu baru yang menarik untuk didengar di minggu terakhir Januari 2022.

Yard Act – Rich

Dekade ini adalah milestone terbaik bagi Brexit-core, istilah yang kerap digunakan untuk merujuk gelombang band British post-punk pasca Britania Raya melepaskan diri dari Uni Eropa. Di track ini, posisi geografis sepertinya begitu berpengaruh bagi musikalitas mereka. Pattern musik post-punk, sedikit nuansa britpop klasik, dan spoken words komedik yang secara sarkastik mengejek orang kaya membuat distingsi dari band-band yang mengusung musik serupa.

bakarduka – hikayat

‘hikayat’ adalah perwujudan emotional rollercoaster yang paling sempurna dalam bentuk ritme dan nada. Tanpa vokal sekalipun, Tir Saputra, multi-instrumentalis yang juga tergabung dalam Hong!, Ache, Rejected Kids, dan (mungkin) belasan band lainnya, memainkan sembilan menit musik instrumental dari berbagai spektrum dengan progresi riff dan tempo yang tidak mudah ditebak.

Toro y Moi – Magazine feat. Salami Rose Joe Louis

Toro y Moi selalu punya visi unik dalam meramu musik-musiknya. Hal ini ia buktikan dengan memilih suara ethereal Salami Rose Joe Louis, untuk dipadukan dengan riff groovy dan synth tune yang catchy dan membentuk kesatuan musik modern psych-funk yang danceable.

Bizarre – Subliminal

Heavy, catchy, progresi musik yang eklektik, dan proses produksi yang matang adalah beberapa dari sekian alasan Bizarre menggema hingga ke penjuru daerah meski berbasis di ujung timur Pulau Jawa. Menyerap influence-influence musiknya dengan apik dan memberi ciri khas dengan pelafalan lirik yang kental dengan aksen daerahnya, menempatkan Subliminal sebagai lagu yang pasti menjadi magnet penonton untuk ber-sing along.

CLOAKROOM – Fear of Being Fixed 

Cloakroom tidak main-main ketika merilis single terakhir untuk menyambut peluncuran album terbarunya, Dissolution Wave. Setelah mengejutkan pendengar dengan menambahkan unsur synthpop untuk membalut riff yang cenderung melodious di promo single sebelumnya, ‘A Force At Play’, di track ini mereka menginjak pedal fuzz lebih dalam dan memainkan riff yang sludgy dengan iringan vokal yang “rapuh”.

Rage of Despair – Constant Failure

Mungkin memodernisasi modern hardcore adalah kata yang paling dekat untuk menggambarkan apa yang dilakukan ex-frontman Final Attack ini. Bersama beberapa wajah familiar di skena hardcore/punk Bogor, ia memberi sentuhan keputusasaan pada musik cepat dengan breakdown agresif ala Rivalry Records. Menyuguhkan nostalgia pada musik hardcore 2000-an dengan menerobos batasan-batasan musik di era tersebut.

Beach House – Sunset

Jika hanya bisa menyebutkan satu dari sekian banyak keistimewaan Beach House, kami rasa adalah bagaimana mereka mewujudkan hal-hal sederhana menjadi mewah. Dalam Sunset, instrumen sederhana diubah menjadi paduan suara yang megah dan puitis. Track ini membuka fase ketiga peluncuran Once Twice Melody menjadi masa yang kontemplatif.

The Caroline’s – this life’s pretty fucked up, but hey, we’ll be fine

Menemukan track twee pop yang dieksekusi dengan baik serasa seperti terlahir kembali sebagai makhluk paling indie di muka bumi, dan The Caroline’s tahu cara mewujudkannya. Melalui track bittersweet ini, mereka tidak perlu bertele-tele menunjukkan bahwa merekalah yang bakal menjadi salah satu wajah twee pop teratas di Indonesia.

Cannons – Purple Sun 

Boogie, dreamy, dan futuristik. Di Purple Sun, Cannons menyajikan summer-tune yang indah dengan memadukan nuansa afrobeat tempo rendah dan estetika dream pop yang akan terus melekat di telinga.

crawling:twins – Perfume Wraps

Skena musik Bandung memang kerap diisi oleh musisi-musisi yang punya keinginan lebih untuk bereksperimentasi. Namun, banyak eksperimentasi hanya berujung dengan hasil yang tidak signifikan. Melalui Perfume Wraps, kami rasa crawling:twins membuktikan bahwa kesan itu tidaklah benar. Di track ini, mereka memainkan jazz-infused avant-rock dengan variasi tempo dan juga saxofon yang membalut dan menjembatani lagu mereka menjadi kesatuan track yang bernuansa orkestraik. 

Boy Harsher – Machina (Ft. Ms. BOAN – Mariana Saldaña)

Diskografi Boy Harsher memang dipenuhi lagu-lagu dansa yang bisa kita bayangkan dalam sebuah scene film. Menyadari hal ini, tidak tanggung-tanggung, mereka langsung membuat lagu bernuansa 80’s synthwave sekaligus menyutradarai filmnya sendiri, ‘The Runner’.

T.Chal – All Caps

Meski flow T. Chal dalam All Caps bisa dibilang biasa saja, kemampuan ia untuk meramu kompleksitas musiknya menjadi beat yang catchy serta komposisi lirik dan rima yang tidak terlalu cocky namun dipenuhi oleh local confidence membuat kami cukup penasaran akan potensi yang bisa ia lakukan ke depannya.whiteboardjournal, logo