Konsistensi Sounds From The Corner

Ideas
06.03.18

Konsistensi Sounds From The Corner

Berikut beberapa fakta dari kolektif video SFTC yang patut diketahui.

by Febrina Anindita

 

Teks: Vania Almira
Foto: Sounds From The Corner

Bagi penikmat skena musik lokal, nama kolektif video Sounds From The Corner (SFTC) pastinya sudah tidak asing lagi terdengar. Berdiri sejak tahun 2012 dengan mengandalkan YouTube sebagai sarana penerbitan, proyek kolektif SFTC bertekad untuk menyajikan pentas musik karya anak bangsa secara murni. Namun, untuk menghasilkan bentuk produksi yang sempurna, terdapat pula beberapa proses unik di dalamnya. Berikut beberapa fakta dari kolektif video SFTC yang patut diketahui.

Berawal dari Sebuah Proyek Pribadi
Pada awalnya, SFTC adalah sebuah proyek pribadi yang dijalankan oleh sang founder, Dimas Wisnuwardono yang memang sudah berprofesi sebagai videografer di skena musik lokal Indonesia. Dengan berlandaskan kepeduliannya terhadap musik Indonesia, Dimas melebarkan sayap SFTC dengan dibantu oleh peran Teguh Wicaksono sebagai co-founder dan tim yang terdiri dari 8 orang.

Jenuh dengan Program Musik di TV
Terbentuknya SFTC juga didasari atas kejenuhan tren program musik pagi yang ditayangkan di beragam program layar kaca TV Indonesia. Musik yang tidak lagi ditampilkan dalam bentuk orisinil dan berkualitas dianggap sangat menimbulkan keresahan, namun, juga menjadi sumber ide dibentuknya proyek SFTC ini.

Kurasi Tanpa Batas
Penawaran untuk mendokumentasikan acara pentas musik tidak hanya datang dari pihak SFTC. Faktanya, banyak dari pihak-pihak musisi yang menawarkan karyanya untuk didokumentasikan. Namun, kualitas tetap menjadi pertimbangan nomor satu bagi pihak SFTC. SFTC juga mencoba untuk tidak memberikan batasan genre pada proses kurasi mereka.

Konsisten
SFTC pernah menerima beberapa penawaran dari stasiun TV untuk menayangkan hasil produksi video musik mereka. Namun, kesempatan ini ditolak oleh SFTC karena ditakutkan dapat mengubah segi idealis yang telah dibangun. Fokus mereka untuk menyediakan konten dalam bentuk media baru juga menjadi salah satu faktor penolakan tawaran ini.whiteboardjournal, logo