Ramengvrl Membahas Netizen Pada Lagu Barunya “whats ur problem”

Music
11.04.19

Ramengvrl Membahas Netizen Pada Lagu Barunya “whats ur problem”

Single terbaru dari Ramengvrl.

by Whiteboard Journal

 

Teks: Wintang Warastri
Foto: Ramengvrl

Setelah tiga tahun dari kemunculan perdananya dengan “I’m Da Man”, Putri Soeharto atau yang lebih dikenal sebagai Ramengvrl kembali dengan single terbaru “whats ur problem”.

Masih seperti trek-trek sebelumnya yang mengangkat fokus pada problematika lingkungan sosial dan kultural, “whats ur problem” kali ini mengangkat kritik terhadap online haters. Melalui tutur lugas dan eksplisit, Ramengvrl mempertanyakan tentang kultur cyber bullying yang kerap kali terjadi di sosial media, terutama yang dilakukan oleh akun-akun anonim – atau para internet trolls – dalam berbagai posting yang dibuat oleh para figur publik.

Dibuka dengan ujaran “what is your fucking problem?” dan penekanan pada kata “what”, sang rapper mempertanyakan maksud dari berbagai komentar destruktif yang dilayangkan pihak-pihak tak bertanggung jawab ini. Fokus lebih ditekankan pula dalam topik body shaming, dimana Ramengvrl menyebutkan berbagai komentar yang mengkritik fisik seseorang seperti ukuran badan dan rambut ketiak sembari mengabaikan konteks posting sesungguhnya. “I don’t get really on why, people could really zoom in your pic and say stuffs like that,” ujarnya dalam sebuah bait.

Selain lirik, kekuatan “whats ur problem” dalam mengekspresikan frustasi Ramengvrl tentang online haters juga direalisasikan melalui melodinya. Jika “CA$HMERE” menggunakan suara mesin kasir, deru mobil sport dan berbagai efek lainnya sebagai penggambaran level kekayaan yang ingin dicapai, trek ini terdengar jauh lebih grounded dan in-your-face, menyamai intensitas lirik Ramengvrl. Genre trap yang konsisten ia bawakan turut menjadi medium yang sesuai untuk menyalurkan kritiknya, mengingat genre ini dirasa cocok bagi rapper untuk berpanjang-panjang menyampaikan keresahan, atau ranting.

“whats ur problem” tampaknya layak untuk dijadikan sebagai sebuah anthem terbaru, yang ditujukan pada mereka yang lagi-lagi menginterupsi hak semua orang atas kenyamanan bersosial media.whiteboardjournal, logo