Menanggapi Kontroversi Sour, Olivia Rodrigo Memberi Kredit pada Musisi yang Menginspirasinya

Music
10.10.21

Menanggapi Kontroversi Sour, Olivia Rodrigo Memberi Kredit pada Musisi yang Menginspirasinya

Menanggapi kritik tentang kesamaan lagunya dengan “Cruel Summer” milik Taylor Swift dan “Misery Business” milik Paramore.

by Whiteboard Journal

 

Teks: Nada Salsabila
Foto: YouTube/Geffen

Kredit penulisan lagu retroaktif Olivia Rodrigo di album debutnya yang terkenal Sour telah membuka diskusi mengenai orisinalitas. Dalam hal tersebut, Olivia menanggapi kritik yang dilemparkan kepadanya dalam sebuah wawancara baru-baru ini. Pada sampul majalah Teen Vogue bulan ini, bintang pop berusia 18 tahun itu membuka tentang keputusannya untuk memberikan kredit penulisan lagu untuk single hitnya, “déja vu” dan “good 4 u”, kepada musisi yang memberinya pengaruh setelah orang-orang di sosial media menunjukkan kesamaannya dengan lagu lain, yaitu “Cruel Summer” milik Taylor Swift dan “Misery Business” milik Paramore.

Olivia memberikan kredit kepada Swift dan rekan penulisnya, Jack Antonoff dan St. Vincent, pada bulan Juli lalu, serta Hayley Williams dari Paramore dan mantan gitaris Josh Farro juga ditambahkan sebagai co-writers ke data American Society of Composers, Authors and Publishers (ASCAP) pada bulan Agustus. Olivia itu juga dilaporkan pernah berbicara dengan Paramore sebelum “good 4 u” dirilis. Jadi interpolasi dari lagu-lagu pada RIOT! 2007 milik Paramore tampaknya memang disengaja.

Dalam sebuah wawancara baru dengan Teen Vogue, Olivia mengungkapkan bahwa ia merasa disalahpahami sejak rilisnya Sour. “Saya harap orang-orang tahu bahwa jauh di lubuk hati, yang saya lakukan hanyalah menulis lagu dan berbicara tentang perasaan saya, dan itu yang paling penting bagi saya. Segala sesuatu yang lain, saya pikir, tidak begitu penting.”

Penyanyi “Brutal” itu juga membahas mengenai inspirasinya, dan wacana tentang bagaimana inspirasi itu muncul dalam musiknya sendiri secara langsung. “Saya pikir mengecewakan melihat orang mengambil hal-hal di luar konteks dan mendiskreditkan pekerjaan wanita muda mana pun,” katanya. “Tetapi pada akhirnya saya benar-benar bangga dan senang untuk mengatakan bahwa pekerjaan saya adalah menjadi penulis lagu…”

Olivia juga menambahkan, “Semua musik terinspirasi satu sama lain. Jelas, saya menulis semua lirik saya dari hati dan hidup saya terlebih dahulu. Saya mendapat lirik dan melodi untuk ‘good 4 u’ suatu pagi di kamar mandi.”

Olivia selalu terlihat vokal tentang artis yang menjadi inspirasinya, dan dia tidak menunjukkan kata henti untuk mengungkapkan kekagumannya itu. “Apa yang begitu indah dari musik adalah bahwa musik bisa sangat terinspirasi oleh musik yang keluar di masa lalu,” tambahnya. “Setiap seniman terinspirasi oleh seniman yang telah datang sebelum mereka. Ini semacam proses berbagi yang menyenangkan dan indah. Tidak ada yang baru dalam musik. Ada empat chords di setiap lagu. Itulah bagian yang menyenangkan — mencoba menjadikannya milik Anda sendiri.”

Tidak hanya itu, bahkan visual Olivia juga mendapat kecaman karena kemiripannya dengan karya seni lainnya. Pada bulan Juni, Courtney Love turun ke media sosial untuk menyebut kesamaan antara teaser untuk film Sour Prom-nya, dan sampul untuk album studio kedua Hole, Live Through This. Rodrigo kemudian menangkis kritik ini dengan mengatakan: “Sejujurnya, saya hanya tersanjung bahwa Courtney Love tahu bahwa saya ada.”

Pada akhirnya, interpolasi akan selalu menjadi dasar pembuatan musik. Artis tidak perlu mengkhawatirkan kecaman yang akan datang karena visibilitas warisan musi mereka. Mungkin dalam hal ini Olivia membuat keputusan yang tepat dengan mengutip sumber inspirasinya. Tidak dapat dipungkiri memang terdapat garis tipis antara inspirasi dan pelanggaran hak cipta.whiteboardjournal, logo