Autentisitas dan Kesederhanaan Melawan Waktu

Column
15.12.16

Autentisitas dan Kesederhanaan Melawan Waktu

Pizza, Budaya, dan Kesehatan.

by Whiteboard Journal

 

Sesampainya pesanan pizza itu sampai di meja saya, pelayan itu kemudian menanyakan apakah kita membutuhkan tambahan saos tomat atau yang lain. Dengan asal saya menjawab tidak perlu. Dengan antusias ia mengatakan “bagus! Seperti itulah makan pizza a la orang Itali aslinya”. Respon ini yang kemudian mengguggah rasa penasaran saya bagaimana cara orang Itali asli menyantap makanan mereka. Rasa penasaran dan bingung ini dipicu oleh dua hal yang dapat diamati melalui meja-meja restoran franchise di Indonesia. Beberapa restoran makanan itali seringkali menyediakan condiment diatas meja seperti saos tomat dan saos sambal sebagai pelengkap rasa saat kita menyantap hidangan. Tapi apa fungsi dari condiment tersebut jika orang Itali asli tidak menggunakannya saat menikmati makanan khasnya?

Autentisitas dan kesederhanaan merupakan kunci utama dalam pembuatan hidangan Itali. Pemaknaan autentisitas ini diartikan dalam cakupan yang luas oleh mereka. Untuk dianggap sebagai produk “asli” Itali dibutuhkan orang yang lahir dan dibesarkan di Itali sebagai pembuatnya. Begitu juga berlaku untuk bahan dan cara pembuatannya. Jika dalam proses pembuatan suatu produk mendapat sentuhan dari bangsa lain maka bagi orang Itali produk tersebut tidak dapat dikatakan sebagai produk asli Italia. Mari perhatikan pizza dan pasta sebagai makanan ikonik Italia yang sangat mendunia. Komponen utamanya adalah tepung terigu dan teknik pembuatannya tidak memerlukan tingkat kesulitan yang tinggi. Hal ini bisa dibandingkan dengan tingkat kesulitan dalam membuat kuliner Prancis. Kesederhanaan ini tapi tidak kemudian menjadikan makanan Itali dapat dengan mudahnya dibuat oleh semua orang. Disinilah muncul kesederhanaan dalam menikmati makanan Itali tanpa intervensi saos tomat tambahan. Kita cukup menikmati rasa hidangan yang sudah dimasak oleh koki sebagaimana adanya. Menurut mereka, hanya orang Itali asli yang dapat menempatkan dengan baik nilai estetika dan cita rasa yang sempurna dalam tampilan sederhana kulinernya.

Cita rasa adalah satu konsistensi yang penting dalam menyajikan sebuah makanan. Cita rasa dan juga bahan dasar memegang kendali kuat atas asosiasi gambaran tentang bagaimana makanan tersebut dibuat dengan rasa yang dihasilkan seperti di tempat asalnya. Tentu saja untuk menghasilkan rasa yang lezat dibutuhkan bahan dasar berkualitas tinggi. Untuk menciptakan cita rasa asli Italia seorang koki restauran di Australia rela mengimpor bahan-bahan makanannya langsung dari Italia. Lagi-lagi hal ini merujuk pada pemahaman orang Italia tentang keaslian makanannya. Untungnya orang Itali dengan mudah mendapatkan keaslian bahan makanannya. Kebanyakan dari mereka senang untuk menanam berbagai macam sayuran dan buah di taman atau perkebunan kecil di belakang rumah. Terdapat satu penelitian yang menemukan bahwa terdapat satu desa yang bernama Acciaroli di Itali memiliki usia penduduk yang relatif tua pada zaman seperti ini. Salah satu rahasia dari panjangnya umur penduduk Acciaroli ini adalah pola makan dan bahan dasar makanan yang sangat organik karena ditanam sendiri. Pola makan ini yang kemudian dinamai oleh para peneliti sebagai “Mediterannian Diet” (Keys, 2016).

Tidak hanya melihat sisi unik tentang kesederhanaan dan keaslian dari makanannya tetapi juga dapat dijelaskan dari perspektif kesehatan. Apa yang kemudian membuat para peneliti menyelidiki lebih lanjut dari pola makan ini adalah dampaknya yang menyebabkan rendahnya risiko stroke, Alzheimer dan penyakit lainnya yang berkembang seiring bertambahnya umur. Contoh dari kasus memakan pizza tanpa tambahan saos tomat. Pizza yang terbuat gandum kemudian diberi topping seperti sayur, keju, dan daging diolah dengan cara di panggang. Tekstur dan kandungan bergizi dari bahan-bahan makanan tidak mudah rusak apabila diolah dengan cara di panggang. Keunggulan dari proses pemanggangan ini adalah sedikitnya jumlah minyak yang digunakan. Sehingga makanan yang dihasilkan akan memiliki kandungan gizi yang masih terjaga. Tetapi hal ini dapat terganggu apabila kita menambahkan saos tomat misalnya. Saos tomat pada umumnya telah melalui proses pabrik terlebih dahulu. Kandungan di dalam satu botol tersebut kemungkinan hanya mengandung sekian persen kecil dari tomat asli dan sudah pasti akan ditambah dengan zat-zat kimia sintetis lainnya.

Tentu saja apabila kita terlalu banyak mengkonsumsinya dapat mengganggu kesehatan kita. Sehingga para pencipta resep pizza sudah memikirkan secara cermat perpaduan bahan dan pengolahan yang dapat memberikan rasa enak yang wajar. Penelitian ini kemudian mengelompokkan jenis makanan yang di dominasi oleh sayuran segar, buah-buahan, ikan, dan produk susu seperti yogurt. Sumber lemak berasal dari minyak ikan, minyak zaitun dan beberapa minyak yang berasal dari kacang-kacangan seperti minyak kanola. Diet ini tidak menghilangkan unsur daging hanya saja porsi dan intensitasnya yang dibatasi. Keseimbangan dalam diet ini dapat menurunkan risiko terkena penyakit jantung, stroke dan sekaligus memelihara kesehatan otak.

“Mediterannian Diet” ini tidak hanya memberi nilai positif dari segi kesehatan dan kultur. Pola makan ini berawal dikarenakan penduduk lokal yang pada saat itu sedang dalam keadaan ekonomi yang buruk sehingga lebih memilih untuk bercocok tanam dan memancing untuk memenuhi kebutuhan makanan. Kegiatan ini masih berlangsung hingga saat ini di beberapa pedesaan Itali. Para penduduk desa akan menjadi sangat kreatif dan eksploratif mengenai cara bercocok tanam, jenis-jenis sayur dan buah yang sesuai dengan iklim dan geografisnya. Berawal dari kesulitan ekonomi yang kemudian dibangkitkan oleh proses bercocok tanam untuk menyambung kelangsungan hidup maka sangat dimungkinkan tradisi ini akan terus dijalankan.

Kesehatan para “Centenarian” atau orang yang usianya mencapai atau lebih dari 100 ini tidak hanya didukung oleh pola makanan. Aktivitas bercocok tanam, memancing, dan aktivitas fisik lainnya juga berperan dalam kesehatan. Salah satu penduduk kemudian berpendapat bahwa untuk melangsungkan kehidupan manusia harus berusaha memperjuangkan hidupnya. Yang lemah akan kalah dan yang kuat akan bertahan.

Autentisitas dan kesederhanaan budaya kuliner Italia telah dilestarikan dan diteruskan ratusan tahun lamanya dalam berbagai generasi. Prinsip hidup sederhana yang kemudian mempengaruhi pola makan penduduk Acciaroli. Nilai kesederhanaan dapat ditemukan dari cara pengolahan dan cara menikmati suatu hidangan. Budaya yang diciptakan ini menghasilkan suatu identitas autentik baik terhadap kuliner maupun gaya hidup. Manfaat dari mengkombinasikan kedua nilai ini secara seimbang dalam kehidupannya, mereka dapat hidup sehat dan berumur panjang. Kedua nilai ini menjadi keunggulan budaya Itali yaitu budaya yang berani dan berpegang teguh pada warisan nenek moyang serta sejarahnya. Nilai baik ini tidak hanya berlaku untuk bangsa asli Itali saja namun akan lebih baik apabila kita dapat mengambil manfaat dan mereplikasikannya dengan sumber daya pangan lokal kita sendiri. Hal seperti ini dapat dimaknai tidak hanya untuk memiliki umur yang panjang dan kesehatan tetapi juga pandangan dan pembelajaran hidup untuk diteruskan kepada generasi selanjutnya. Kembali melihat ke realita bahwa sesungguhnya sesuatu yang murni dan sederhana akan berhasil bertahan walaupun menghadapi jaman yang terus berubah.

“Autentisitas dan Kesederhanaan Melawan Waktu” ditulis oleh

Nabilah Basuki
Sedang meneruskan studi di department Psikologi Universitas Islam Indonesia. Penggemar dinamika yang terjadi di suasana yang ramai dan berbagai karya seni yang underated ini juga merintis sebuah zine berjudul Repulsed yang bisa ditemukan di gig lokal Yogyakarta.whiteboardjournal, logo