Retrospeksi: Agan Harahap

09.01.17

Retrospeksi: Agan Harahap

Semangat Kontemporer dalam Berekspresi

by Febrina Anindita

 

Kontemporer menjadi kata yang dapat menggambarkan perkembangan subkultur di dunia. Sebagai negara berkembang, dalam waktu 10 tahun belakangan ini, Indonesia terus menghadirkan semangat kontemporer melalui ragam kesenian yang diciptakan oleh seniman-senimannya. Berbekal kehadiran teknologi yang memungkinkan para seniman terpapar dengan budaya yang ada di dunia, eksperimen menjadi hal yang tidak bisa dihindari ketika mereka ingin mengekpresikan diri melalui sebuah karya.

Jika sebelumnya seniman terbatas atau terpaku pada medium, aturan dan batasan antara subkultur dalam membuat sebuah karya, kini berkat perkembangan zaman dan teknologi, semuanya bisa dilakukan melalui komputer dengan bantuan software. Kemudahan yang ditawarkan ini, menghasilkan bentuk ekspresi beragam sehingga mampu menciptakan gelombang regenerasi subkultur. Singkat kata, teknologi mampu memberikan peluang terhadap individu-individu yang memiliki imajinasi dan kreativitas dalam berekspresi.

huawesmall
https://www.behance.net/gallery/4705623/My-Celebrity-Friends

Salah satu seniman yang menggunakan teknologi sebagai medium untuk mengekspresikan ide adalah Agan Harahap. Setelah berkutat dalam industri fotografi komersil selama 6 tahun, ia memutuskan untuk mengeksplorasi fotografi dengan format dan medium yang tidak umum. Melalui Photoshop dan media sosial, Agan menyampaikan gagasan menarik dalam karya penuh elemen komedi – suatu hal yang tidak bisa ditemui di segala jenis kesenian – untuk dikonsumsi berbagai kalangan.

Lewat salah satu serinya, My Celebrity Friends, Agan terinspirasi untuk mengangkat fenomena strata sosial, yakni privilege yang dikejar oleh segelintir orang. Melalui sudut pandang orang biasa dan selebriti, ia membahas cara pandang orang-orang di sekitar lingkungan yang bisa berubah jika seseorang pernah bertemu dan berfoto bersama selebriti. Tentu hal ini dibalut dengan penyampaian humoris yang seringkali terlupa oleh masyarakat. Level eksperimen yang ia terapkan dalam karyanya pun diakui oleh media luar dan di saat bersamaan dipertanyakan oleh segelintir pihak yang terkejut dengan versatility dari medium yang ia pakai.

huawesmall
https://www.behance.net/gallery/16427589/Visit-Indonesia-2014

Seri Visit Indonesia 2014 pun kemudian menuai virality lebih tinggi dibanding seri My Celebrity Friends. Hal ini membuktikan optimalisasi Agan dalam menggunakan bermacam-macam media sosial sebagai tempat pameran dan menghadirkan ruang dialog luas di antara netizen. Tak jarang, dialog yang lahir bisa lebih luas cangkupannya dari foto yang ia upload di Instagram. Namun, di balik komedi dalam seri ini, Agan mengangkat setting ala Indonesia – pinggiran kota – yang dapat ditemui di detail foto. Dengan kemudahan untuk menyebarkan gagasannya lewat internet, ekspresi Agan akan “budaya lokal” yang ia potret dalam foto menjadi interaksi sosial berujung respons menarik.

huawesmall
https://id.pinterest.com/viannacau/agan-harahap/

Bentuk ekspresi lain yang ia ubah menjadi seri foto adalah Superhistory. Sejarah menjadi hal yang sangat menarik untuk ditelaah sebab teks yang dibuat berasal dari masa lalu dan kebenaran yang ditangkap kadang tidak bisa dibuktikan setelah informasi disebarkan dari generasi ke generasi. Kembali mengangkat komedi, satir kali ini membalut seri yang didominasi warna hitam dan putih. Menggunakan tokoh-tokoh superhero buatan dan menyandingkannya dalam foto bersejarah yang memuat tokoh dunia seperti Fidel Castro hingga Stalin, Agan mencoba untuk menyampaikan bahwa manipulasi terus diedarkan dapat dipercayai menjadi sebuah kenyataan.

huawesmall
http://anthonylukephotography.blogspot.co.id/2011/10/super-heros-star-wars-history-remixed.html

Ketika ditanya apakah Agan mengetahui kalau karyanya menjadi viral, ia pun menjawab bahwa dirinya sengaja melakukannya untuk menciptakan interaksi langsung antara seniman dan penikmat seni yang cenderung dibatasi oleh “ruang” di masyarakat atau galeri. Penggunaan internet sebagai media pun menghapus eksklusivitas yang dulu disanjung oleh pelaku kreatif dikarenakan segala hal terpapar langsung dengan segala macam kalangan.

huawesmall

Namun, di kesempatan berbeda, Agan berkolaborasi dengan Ridhwan Badar, salah satu sosok baru dalam dunia fotografi, dengan bentuk ekspresi berbeda. Menggunakan format fotografi ideal, Agan menyampaikan semangat keberagaman di Indonesia melalui teks Sumpah Pemuda dalam Bahasa Arab yang ditulis menggunakan butiran beras. Banyaknya simbol yang digunakan di sini menimbulkan banyak respon menarik ketika karya mereka dipajang di Artwarding Night – malam penobatan pemenang Go Ahead Challenge 2016.

Tentunya, berkat iklim subkultur yang kini kaya akan eksperimentasi, tak perlu waktu lama untuk menemukan karya kontemporer yang mampu melampaui zamannya. Internet serta teknologi yang mengiringinya memberikan kesempatan besar bagi mereka yang ingin keluar dari zona nyaman dan merealisasikan imajinasinya. Batas-batas pun kini melebur sehingga memungkinkan sosok-sosok kreatif berkolaborasi untuk menciptakan gagasan padat dengan pesan guna mengekspresikan kegundahan yang ada dalam lingkungan sosialnya.

Sebuah platform bernama GoAheadPeople.com muncul untuk menjadi wadah untuk menuangkan ekspresi sekaligus mengembangkan kreativitas. Berisi tutorial hingga kesempatan kolaborasi bersama seniman idola, wadah ini dapat mengampu mereka yang ingin menyampaikan pesan melalui karya seni eksperimental. Mulai fotografi, style, visual art sampai musik, para kreator bisa submit karya dan mengikuti semangat kontemporer Agan Harahap untuk jadi bagian dari GoAheadPeople untuk mengeksplorasi kreativitas serta mengekspresikan diri.whiteboardjournal, logo