Food Justice: Growing Community through Art Jadi Bukti Karya Seni Dapat Kritisi Isu Sosial

Art
04.03.22

Food Justice: Growing Community through Art Jadi Bukti Karya Seni Dapat Kritisi Isu Sosial

Contemporary Craft mengadakan pameran multimedia dengan beragam medium karya untuk menunjukkan urgensi dari isu kerentanan pangan di masyarakat.

by Whiteboard Journal

 

Teks: Hafiza Dina
Foto: Anna Mirzayan/Hyperallergic

Ada banyak cara untuk menaikkan pembicaraan mengenai isu-isu penting di masyarakat. Mulai dari kekerasan seksual hingga krisis iklim, perbincangan mengenai seluruh topik ini diangkat dalam berbagai bentuk media: jurnal akademik, diskusi dan konferensi, bahkan perhelatan seni. Baru-baru ini, sebuah pameran berbasis kelompok di Pittsburgh’s Contemporary Craft berusaha menyajikan kompleksitas isu kerentanan pangan dan kaitannya dengan ketidakadilan serta ketimpangan dalam tajuk Food Justice: Growing Community through Art

Seperti pameran pada umumnya, tiap karya yang terdapat dalam Food Justice: Growing Community through Art dilengkapi dengan penjelasan singkat tentang kaitannya dengan tema food insecurity. Sebutlah karya Xena Ni dan Mollie Ruskin yang diberi judul Transaction Denied, berisikan lusinan kuitansi yang menggantung dari langit-langit venue pameran sebagai gambaran atas kegagalan sistemik dari sebuah program di kota Washington D.C. yang membuat para warganya tidak tahu dari mana makanan mereka selanjutnya akan datang. 

Ada juga karya kolaborasi fotografer Gavin Benjamin dan seniman kaca Jason Forck yang bertajuk Passages. Melalui instalasi yang ditata, meja penuh dengan barang pecah belah, dibentuk pola berupa pusaran halus, ditempatkan di depan foto-foto Perayaan Guyana berukuran besar dan mengkilap. Dengan objek-objek sarat akan makna simbolis seperti uang Inggris yang dicap dengan gambar ratu, serta arsitektur kolonial dan hidangan tradisional Guyana, kedua seniman berusaha menampilkan proses kolonisasi makanan, lengkap dengan mengajak para pengunjung untuk menelusuri rute perdagangan━mulai dari perdagangan budak hingga bisnis impor-ekspor kontemporer.

Melalui tiap keramik, barang pecah belah, kertas, foto, dan video yang dipajang, para pengunjung dapat ikut mengkritisi proses produksi, distribusi, dan konsumsi pangan yang secara langsung bersinggungan pula dengan kapitalisme global kontemporer di pameran yang diselenggarakan oleh Contemporary Craft hingga 19 Maret nanti.whiteboardjournal, logo