“Heartbeat of the Earth” Menampilkan Karya Seni yang Diolah dari Data Ilmiah tentang Krisis Iklim

Art
01.06.21

“Heartbeat of the Earth” Menampilkan Karya Seni yang Diolah dari Data Ilmiah tentang Krisis Iklim

Seri ‘Heartbeat of the Earth” merupakan garapan United Nations Framework Convention on Climate Change dan Google Arts & Culture.

by Whiteboard Journal

 

Teks: Daniet DhaulagiriF
oto: UNFCCC / Google / Press

Krisis iklim memang merupakan permasalahan besar yang disebabkan oleh Manusia, namun mengakibatkan ancaman untuk keberlangsungan seluruh makhluk hidup di Bumi. Hingga hari ini mungkin masih ada saja yang belum peduli pada hal tersebut, namun tidak sedikit pula orang yang mulai berupaya untuk meminimalisir dampak yang ia berikan hingga merusak Bumi, beberapa yang lainnya mulai mencoba memberi informasi dan edukasi mengenai krisis iklim melalui bidangnya masing-masing.

Seni merupakan salah satu bidang yang menyediakan medium khusus untuk menyampaikan sebuah gagasan ke khalayak dengan cara yang cukup menarik, hasilnya bisa menjadi hal yang interaktif namun tetap edukatif. Hal-hal tersebut yang coba dilakukan oleh United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) yang bekerja sama dengan Google Arts & Culture dalam rangkaian seri “Heartbeat of the Earth”.

“Heartbeat of the Earth” menampilkan karya dari beberapa seniman yang mencoba mentransformasikan data ilmiah menjadi karya visual dan skenario yang interaktif dan edukatif untuk membantu kita memahami apa saja dampak yang telah terjadi dan tantangan yang akan kita hadapi akibat krisis iklim.

Dalam rangka merayakan Hari Bumi, UNFCCC dan Google Arts & Culture menampilkan beberapa nama seniman yakni Giorgia Lupi, Felicity Hammond, Cristina Tarquini, dan Sey Min, untuk menampilkan karya-karya mereka yang merupakan hasil dari mengolah data ilmiah tentang krisis iklim.

“Medusae” merupakan salah satu nama karya garapan Cristina Tarquini yang merupakan seniman visual digital, ia menggunakan teknologi visualisasi pointcloud untuk memberikan pengalaman yang akan membawa kalian ke Laut Mediterania dan mencari tahu hubungan antara pesatnya perkembang biakan ubur-ubur yang kini tengah terjadi dengan perubahan iklim.

Lalu yang lainnya ada “Climate Change Impact Filter” yang dibuat oleh seniman Korea Selatan, Sey Min, karyanya dapat membantu kalian untuk mengeksplorasi dan mencari tahu dampak dari kenaikan suhu Bumi. Ia menciptakan sebuah model mesin yang dapat mempelajari ribuan gambar pada Google Search, lalu mengelompokkan mereka menurut jenis spesiesnya masing-masing. Karyanya dapat membuat kita melihat apa saja yang mungkin menghilang akibat kenaikan suhu.

Untuk informasi dan detail lebih lanjut mengenai karya-karya dari seniman lain yang ditampilkan dalam “Heartbeat of The Earth”, kalian bisa mengunjunginya di sini.whiteboardjournal, logo