Things We Like: Comforting Books

Art
23.04.24

Things We Like: Comforting Books

Di hari buku dunia ini, tim kami mengkurasi buku-buku yang berkesan dalam hidup dan menjadi ruang untuk rehat sejenak dari rasa resah dan penat. 

by Whiteboard Journal

 

Buku adalah jendela dunia. Seringkali ia dikaitkan dengan peran pentingnya dalam mengisi cawan diri dengan ilmu pengetahuan yang melimpah ruah. Namun, tak jarang kita menjadikan tempat untuk bersinggah sejenak dan mencari ketenangan, inspirasi, bahkan kenyamanan di tengah gaduh duniawi sehari-hari. Maka, di hari buku dunia ini, tim kami mengkurasi buku-buku yang berkesan dalam hidup dan menjadi ruang untuk rehat sejenak dari rasa resah dan penat.

RICKY SIAHAAN
CEO of Whiteboard Journal

What
White Line Fever: The Autobiography

Why
Kisah kehidupan Ian “Lemmy” Kilmister, vokalis Motorhead, bagi gue nggak akan pernah kehabisan daya tarik. Anak nakal selalu punya kehidupan yang lebih menarik. The man marches to the beat of his own drums since day one. Kegilaan dan konsistensi hingga ke titik inspiratif. Buku ini menunjukkan sisi dari Lemmy yang humoris. Yang pasti membuktikan kalau frontman yang menarik, adalah frontman yang tak terlihat sebagai manusia biasa, melainkan bagai makhluk luar planet yang tidak bisa ditebak.

M HILMI
Head of Content

What
Buku Yaasiin

Why
Gw sama sekali bukan orang yang religius. Tapi kayaknya buku Yaasiin adalah satu-satunya buku yang dibaca berkali-kali. Dan kalau soal comfort, di lembar-lembarnya nyaman itu datang. Bahkan di situasi-situasi di mana buku ini harus dibaca. Entah karena saat membacanya kita jadi sejenak lupa tentang situasi yang kita sedang hadapi, atau justru di saat seperti itu kita nggak punya pilihan lain selain mempercayakan diri kita pada ayat-ayat yang ada di sana. Dan ternyata saat dibaca lagi, ternyata surat Yaasiin salah satu messagenya adalah tentang pasrah pada kuasa-Nya. Bacaan yang mungkin akan semakin penting di saat bahkan MK tak punya kuasa untuk membentengi demokrasi seperti saat ini.

PURUSHA IRMA
Business & Development Manager

What
Kobochan

Why
Tidak pernah terbayang kalau Kobo Chan menjadi buku yang paling sering dibaca sejak lebih dari 20 tahun. Tak perlu ditanya dalam konteks apa ya, karena dilakukan setiap pagi dan setiap hari di toilet (paham kan?). 

Ternyata banyak sketch yang dapat diingat dan menjadi pelajaran hidup. Dari komik ini pun kita bisa tahu kebiasaan dan kebudayaan Jepang saat internet belum dekat di kehidupan kita. 

SHADIA KANSHA
Managing Editor

What
Angels & Demons

Why
I’m a sucker for really good mystery book. Mungkin ini adalah satu dari berbagai macam warisan yang diturunkan sama mama. 

A good mystery book, for me at least, is all about pacing. Harus cukup cepat dalam menceritakan latar belakang namun sabar dalam membuka informasi yang semakin lama semakin penting. Nah, buku yang nggak sengaja gue temukan di pasar buku bekas Jatinegara ini adalah salah satu buku favorit sejak SMP.

Premise yang ditawarkan sederhana, bahkan sebenarnya familiar karena didasari dari diskursus populer antara agama dan ilmu pengetahuan. Tapi, cara membungkusnya itu lho. Mendebarkan. Bisa aja gitu bikin kita nggak mau nutup buku sebelum tau konklusi akhirnya gimana. Buatku, salah satu plot twist kecil di buku ini, menjadi salah satu hal yang paling membagongkan yang pernah gue baca. 

Walaupun punya buku fisiknya, gue masih bela-belain beli buku digitalnya supaya bisa dibaca di kindle setiap kali mau baca sesuatu. Emang bener deh a good mystery book is like spicy food. It’s a torture that leaves you wanting more.

GARRIN FATURRAHMAN
Editorial Staff

What
Yaiteru Futari

Why
A slow, heartwarming seinen/josei manga about a newlywed late bloomers and how both grow as a person over cookings.

Maybe that’s where I found the comfort—following their mundane lives shows that there’s no such thing as “too late” for anything to start!.. at least that’s how I see it…

(Kebetulan kawan baikku ada yang bawa oleh-oleh manga ini, jadi bacanya legal)

NADINE SAADHA
Editorial Intern

What
Aroma Karsa

Why
Semua tentang Jati Wesi si karakter utama, aku suka. Masa kecil dan cita-cita, jelmaan fisik, serta kemampuan penciuman Jati yang luar biasa jadi bahan bakar yang bikin Aroma Karsa bisa berlari.

Direnda asmara dan fantasi Indonesiawi khas Ibu Suri, membaca Aroma Karsa jadi pengalaman yang selalu memuaskan bagiku.

Andai aroma adalah hantu, Aroma Karsa adalah papan Ouija yang memanggilnya untuk berbagi ruangan bersama kita. Menurutku, ini yang bikin Aroma Karsa jadi buku yang selalu berkesan meski dibaca berulang kali.

PAULA NANLOHY
Editorial Intern

What
Everything I Know About Love

Why
Dari kecil, hobi gue mengonsumsi berbagai media yang berhubungan sama cinta-cintaan. Dari romcom  Angus, Thongs, and Perfect Snogging sampe teenlit Jingga dan Senja. Pokoknya, cinta adalah punya pacar dengan love story yang magical.

Buku ini bikin gue sadar kalau cinta juga datang dalam bentuk perempuan-perempuan yang selalu nemenin gue ngelewatin semua masa sulit di hidup. 

Entah itu sahabat yang nyamperin ke rumah cuma buat gofood sambil liatin gue nangis di setiap suap, kakak yang memperbolehkan gue buat tidur sama dia walaupun dia sangat anti sama hal itu, atau temen yang pegangin rambut gue ketika gue lagi sesenggukan.

Dari buku ini, I redefined my view on love.

NATASHA SANDRIANA
Editorial Intern

What
2 A.M. at The Cat’s Pajamas

Why
Have you ever picked up a random book, knowing nothing about it, only to find that it shaped your personality more than anticipated? Well, 2 A.M. at the Cat’s Pajamas did that for me.

I got this book for free from a giveaway (the first and only giveaway I’ve ever won). So, as cringey as it sounds, I’d like to say fate might’ve brought me together with this one.

IMO the plot is the epitome of comfort itself: jazz, winter, hot chocolate, snuggling in bed. Not to mention the sassy nine-year-old main character, Madeleine, with big dreams and ambitions. She reminds me so much of my younger self, adding to the final piece why this book remains as my favourite for years.whiteboardjournal, logo