The Chamber, Casual Space yang Bertujuan Menjadi Ruang Aman Bagi Para Kreatif untuk Berkumpul dan Berkarya

Design
23.11.21

The Chamber, Casual Space yang Bertujuan Menjadi Ruang Aman Bagi Para Kreatif untuk Berkumpul dan Berkarya

The Chamber untuk mengubah lantai atas sebuah ruko menjadi ruang kasual semi-pribadi tempat para kreatif untuk dapat berkolaborasi dan memamerkan karya mereka.

by Whiteboard Journal

 

Teks: Nada Salsabila
Foto: The Chamber

The Chamber Jakarta adalah rooftop deck studio Arsitek yang diubah menjadi ruang santai untuk pengalaman musik, seni, desain, mode, dan kuliner. Kata “chamber” atau “ruang” biasanya dikaitkan dengan rahasia, tempat tinggal pribadi, atau ruang pribadi, yang biasanya didedikasikan untuk beberapa tujuan khusus atau lainnya. Namun, “chamber” yang dimaksud dalam The Chamber tidak berada di sebuah “tempat rahasia”, melainkan di lantai atas sebuah ruko berlantai lima di kawasan Cipete, Jakarta Selatan.

Sebelumnya, tempat The Chamber berada digunakan sebagai lounge dan perpustakaan untuk penghuni ruko lainnya, yang kebanyakan merupakan studio Arsitektur dan kedai kopi di lantai dasar. Namun, space tersebut menjadi kurang dimanfaatkan. Hal tersebut mendorong The Chamber untuk mengubah lantai atas tersebut menjadi ruang kasual semi-pribadi tempat para kreatif untuk dapat berkolaborasi dan memamerkan karya mereka.

Awalnya, keputusan pembuatan The Chamber datang dari keinginan sederhana untuk membantu para kreatif yang berjuang dalam memulihkan momentum yang hilang di masa-masa sulit pandemi. The Chamber juga bertujuan menjadi ruang yang aman bagi musisi, seniman, desainer, pembuat konten, dan seniman kuliner untuk berbagi perspektif dan memperluas cakrawala kreatif mereka. Tidak hanya itu, The Chamber berharap dapat menumbuhkan komunitas kreatif baru yang berbagi visi kolaborasi dan ketahanan bersama.

Dengan suasana yang ‘homey’, The Chamber memamerkan pilihan buku arsitektur yang mengesankan, piringan hitam antik, dan turntable. Secara keseluruhan, pengaturan yang ada memberikan kesan ruang tamu seorang kolektor. Ditambah, beberapa barang-barang yang dipamerkan dalam The Chamber adalah milik pendiri dan arsitek Pak ZamZam. Bersama dengan Rifky Krismon, mereka mendirikan The Chamber sebagai ruang di mana pengunjung dapat menikmati seni, makanan, dan musik dalam suasana santai.

The Chamber disatukan oleh acara-acara yang menunjukkan kecintaan untuk good vibes dan inspirasi kolektif. Mulai dari daftar lagu yang dinamis oleh teman-teman penggemar vinyl, pertunjukan seni oleh seniman baru, hingga perjalanan kuliner oleh koki terkemuka. The Chamber menawarkan pengalaman berbeda di mana para tamu dapat memulai perjalanan untuk memanjakan panca indera mereka. 

“Perbedaan kami adalah apa yang menyatukan kami di The Chamber, dan karena kami senang terhubung dan berbagi perspektif, kami berharap dapat terus menawarkan acara dan aktivitas yang merangsang untuk terus menyalakan pikiran kreatif kami!”whiteboardjournal, logo