Lebih dari Sekadar Koleksi, Vogue Singapore dan Vogue Ukraina Gunakan NFT sebagai Platform untuk Beramal

Fashion
28.03.22

Lebih dari Sekadar Koleksi, Vogue Singapore dan Vogue Ukraina Gunakan NFT sebagai Platform untuk Beramal

Fashion for Peace: Karya seni NFT oleh enam seniman kreatif yang berbasis di Ukraina, di mana semua hasilnya bakal disumbangkan ke Save The Children Ukraine.

by Whiteboard Journal

 

Teks: Jesslyn Sukamto
Foto: Vogue

Di tengah-tengah kurun waktu ambang kekacauan pandemi dibarengi perang invasi, sangat mengherankan untuk berpikir bagaimana fashion dan seni, terutama secara digital, dapat menjadi sesuatu yang lebih dari sekedar trend sementara.

Sebenarnya jika dipikir-pikir, digital fashion atau seni berpotensi menjadi agen perubahan yang tepat. Popularitas NFT semakin meluas belakangan ini. Metaverse telah terbukti menjadi ruang bagi kemungkinan tak terbatas untuk berkembang, yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan perubahan dalam skala internasional juga. 

Banyak seniman dan creator yang mengadaptasi kreasi mereka dalam format cryptocurrency, yang disebut-sebut sebagai tiket menuju metaverse

Bekerja sama dengan Vogue Ukraina, Vogue Singapura telah membuat sebuah inisiatif, bersama enam seniman dan desainer asal Ukraina sehubungan dengan invasi Rusia yang sedang berlangsung.

Koleksi eksklusif tersebut termasuk karya dari Anna October, Anton Belinskiy, DressX, Gunia Project, Ienki Ienki dan Gudu — di mana setiap NFT akan tersedia dalam 50 edisi dengan harga 0.5ETH. Semua pembelian bakal didonasi ke badan amal Save The Children Ukraine.

Ini merupakan insentif yang bagus, di mana NFT digunakan sebagai media untuk beramal — walaupun juga banyak pertimbangan resiko yang harus di-follow up. Walaupun ada beberapa brand besar, termasuk brand merek lokal di Indonesia yang telah mengikuti tren ini dan bereksperimen dengan cara mereka masing-masing.

Selain high fashion brands seperti Gucci, Louis Vuitton, Burberry, Adidas dan masih banyak lagi, beberapa brand lokal Indonesia yang juga menjajal tren NFT untuk industri fashion. Contohnya Nona, brand lokal untuk perempuan di Indonesia yang mengintegrasikan NFT ke produk terbarunya, “Chameleon”. Nona berkolaborasi dengan Superlative Secret Society, salah satu brand NFT terbesar di Indonesia. Bukan hanya Nona, The Goods Dept. juga telah merilis The Goods Society pada Januari, mengimplementasikan NFT ke dunia retail. 

Dengan banyaknya resiko dan kontroversi seputar dunia NFT, bakal tetap timbul pertanyaan: Mungkinkah cyber fashion berlangsung lama? Apakah ada kemungkinan trend aset digital ini merosot pada waktunya, mengingat banyak orang yang masih menolak menggunakan aset digital tersebut?

Koleksi ‘Fashion for Peace’ Vogue Singapura dan Vogue Ukraina telah dijual sejak 15 Maret lalu, tetapi jangan khawatir, koleksi NFT masih bisa dibeli dengan mengakses koleksi NFT ‘Fashion for Peace’ di OpenSea. Untuk mengecek identitas dan background setiap seniman NFT berbasis Ukraina tersebut, cek Vogue Singaporewhiteboardjournal, logo