Kanabis Dinilai Efektif sebagai ‘Alat Perang’ Pergantian Iklim

Human Interest
26.11.22

Kanabis Dinilai Efektif sebagai ‘Alat Perang’ Pergantian Iklim

Tanaman ini dianggap lebih efektif untuk menangani pergantian iklim daripada jenis tanaman lainnya.

by Whiteboard Journal

 

Foto: Freepik
Teks: Marsha Huwaidaa 

Dalam semua perdebatan mengakar mengenai penanganan perubahan iklim, penggunaan tanaman kanabis hampir tidak pernah disebutkan. Namun ternyata, tanaman yang dikategorikan sebagai narkotika ini secara efisien dapat menyerap dan mengunci karbon.

Tumbuhan ini merupakan salah satu tanaman yang tumbuh paling cepat di dunia dengan tinggi 4 meter dalam waktu 100 hari. Penelitian menunjukkan bahwa tanaman ini dua kali efektif daripada pohon dalam menyerap dan mengunci karbon, dengan akumulasi satu hektar dapat menyerap 8 hingga 22 ton CO2 per tahun. Senyawa CO2 secara permanen tertanam dalam serat rami (kanabis sativa), yang dapat digunakan untuk ragam komoditas tekstil, obat-obatan, dan insulasi untuk bangunan dan beton.

Para ilmuwan dalam industri telah menguji potensi kanabis sebagai tanaman ‘alat perang’ dalam proses penanganan perubahan iklim. Ilmuwan semakin optimis bahwa ragam produk alami paling serbaguna di dunia dapat meningkatkan upaya untuk menghindari kehancuran lingkungan.

Terdapat harapan lain pada penanaman tumbuhan ini, salah satunya dengan meningkatkan hasil tanah dan menyerap karbon dalam jumlah yang signifikan, sementara menurut British Hemp Alliance (BHA) tanaman ini dapat memberikan sejumlah manfaat lingkungan lainnya. Salah satunya sebagai bahan baku pembuatan plastik daur ulang. Kemudian, penanaman ini dapat dikembangkan untuk terciptanya ekonomi hijau dan berkelanjutan yang menguntungkan.

Jenis tanaman ini tentu saja belum dimanfaatkan secara skala masif dan cenderung diabaikan karena stigma yang seputar narkotika, padahal produk ini disebutkan efektif untuk menggantikan kayu, kapas, dan semua produk yang berbasis minyak bumi. Disamping itu, lebih dari 50 negara tidak melegalkan penanaman jenis tumbuhan ini.

Dibandingkan dengan kapas – yang membutuhkan sekitar 1,400 galon air untuk setiap  produk – kanabis membutuhkan setengahnya, atau bahkan lebih sedikit, namun menghasilkan 200-250% lebih banyak serat pada jumlah lahan yang sama.

Hingga saat ini, meski menyimpan manfaat yang baik sebagai sumber energi yang berkelanjutan, ilmuwan akan mengkaji pengaplikasiannya secara mengakar untuk membangun peluang integrasi budidaya kanabis dalam praktiknya.whiteboardjournal, logo