Milenial dan Gen Z Kesulitan Belanja Produk Eco-Friendly

Human Interest
06.05.23

Milenial dan Gen Z Kesulitan Belanja Produk Eco-Friendly

Studi dari Untold Insights memaparkan bahwa gaya hidup Milenial dan Gen Z termasuk susah untuk belanja produk eco-friendly lantaran lebih memilih mengalokasikan keuangannya untuk biaya hidup.

by Whiteboard Journal

 

Teks: Rofi Jaelani
Foto: Avrist.com 

Dari 1000 orang Inggris yang berkisar dari umur 16–40 tahun dalam riset Untold Insights, firma market research asal London, 96% responden ditemukan tidak mampu untuk berbelanja produk ramah lingkungan karena biaya hidup yang terus meroket, seperti yang dilansir dari artikel di Women’s Wear Daily.

Ditambah lagi, 53% dari responden mengatakan bahwa mereka lebih mementingkan pembelian barang-barang yang lebih ramah di kantong ketimbang ramah lingkungan, mengingat produk eco-friendly kerap kali membutuhkan pembeli untuk merogoh kocek lebih dalam. Hal ini turut menguatkan bahwa krisis biaya hidup merupakan momok yang nyata.

Dalam rentang umur tersebut, 43% dari kaum Milenial mengatakan bahwa mereka lebih aktif untuk ikut serta dalam diskusi-diskusi perubahan iklim, dan dengan itu mereka menjadi tergerak untuk membeli produk-produk yang lebih ramah lingkungan—hal ini juga turut dibantu oleh Milenial yang memiliki spending power yang lebih kuat dibanding Gen Z.

Kendati begitu, justru Gen Z yang lebih sering disebut sebagai generasi yang peduli terhadap perubahan iklim. Ungkapan ini turut diperkuat dengan 66% responden Gen Z yang menunjukkan impresi buruk terhadap fast fashion brands. Namun, kembali mengenai spending power Gen Z yang lebih rendah, ini justru menjadi penghalang mereka dalam mengakses produk eco-friendly.

Penghalang yang dimaksud adalah karena pembayaran di awal yang tinggi, meskipun dalam perhitungan jangka panjang, penggunaan barang-barang sustainable akan lebih “murah” berkat faktor “reusability” yang digencarkan produk ramah lingkungan ini.

Seperti yang dilansir dari artikel Women’s Wear Daily, riset ini diutus oleh Rob Greenfield, ketua dari Earthtopia, eco-community terbesar di TikTok. Ia mengatakan bahwa sudah “vital bagi pemerintah untuk mengimplementasi pajak yang lebih tinggi terhadap perusahaan produksi benda-benda kualitas rendah, berkadar plastik tinggi, dan menggunakan banyak energi”, dan sekalian “memberi insentif supaya mereka memproduksi alternatif yang lebih affordable dan sustainable.”

Karena itu, sudah saatnya bagi produk-produk yang ramah terhadap lingkungan dan keuangan kaum Milenial dan Gen Z untuk menjadi lebih banyak dan mudah ditemukan demi kebaikan sesama.whiteboardjournal, logo