Penelitian Menunjukkan Perubahan Iklim Membuat Banyak Burung Amazon Menyusut

Human Interest
16.11.21

Penelitian Menunjukkan Perubahan Iklim Membuat Banyak Burung Amazon Menyusut

Burung mengalami penyusutan tubuh dan memiliki sayap yang lebih panjang sebagai reaksi terhadap perubahan iklim.

by Whiteboard Journal

 

Teks: Nada Salsabila
Foto: Getty Images

Hutan hujan Amazon adalah hutan hujan terbesar di dunia dan tempat yang masih murni dan asli, serta kaya akan flora dan faunanya. Namun, di sana efek dari perubahan iklim juga terjadi. Penelitian menunjukkan bahwa banyak spesies burung paling sensitif di kawasan itu mulai berevolusi sebagai respons terhadap pemanasan global.

Selama 40 tahun, puluhan spesies burung Amazon telah menurun secara massal. Menurut laporan penelitian di Science Advances, banyak spesies telah kehilangan hampir 2 persen dari berat badan rata-rata mereka setiap dekade. Tidak hanya itu, beberapa spesies memiliki sayap yang lebih panjang. Peneliti juga mengungkapkan bahwa perubahan tersebut dapat memberikan keuntungan pada tubuh yang lebih ramping dan lebih efisien yang membantu burung tetap sejuk pada iklim yang lebih panas dan lebih bervariasi.

Ahli biologi telah lama menghubungkan ukuran tubuh dan suhu. Di iklim yang lebih dingin, ukuran tubuh besar lebih menguntungkan karena bisa membuat tubuh lebih hangat. Sedangkan saat iklim menghangat, Vitek Jirinec, ahli ekologi di Pusat Penelitian Ekologi Integral di Blue Lake, California, mengatakan ukuran tubuh kecil dapat membantu organisme melepaskan panas dengan lebih baik.

Dalam studi baru, para peneliti mengumpulkan data yang berlangsung selama 40 tahun dari 1979 hingga 2019 tentang burung-burung penghuni Amazon. Data tersebut mencakup  pengukuran seperti massa dan panjang sayap yang diambil lebih dari 11.000 burung individu dari 77 spesies yang tidak bermigrasi. Para peneliti juga memeriksa data iklim untuk wilayah tersebut.

Selama periode penelitian, suhu rata-rata di wilayah tersebut meningkat, sementara curah hujan menurun. Suhu meningkat satu derajat Celcius pada musim hujan dan 1,65 ° Celcius pada musim kemarau. Curah hujan meningkat sebesar 13 persen selama musim hujan tetapi menurun sebesar 15 persen pada musim kemarau, membuat iklim yang lebih panas dan kering secara keseluruhan. Peneliti mengatakan perubahan iklim ini tumpang tindih dengan perubahan bentuk burung.

Jirinec mengungkapkan massa burung menurun paling banyak dalam satu atau dua tahun setelah musim panas dan kering. Hal tersebut sejalan dengan gagasan bahwa burung menjadi semakin kecil untuk mengatasi tekanan panas. Faktor lain, seperti penurunan ketersediaan makanan, juga dapat menyebabkan ukuran yang lebih kecil. Namun karena burung dengan pola makan yang sangat berbeda semuanya mengalami penurunan massa, penyebab yang lebih kuat adalah perubahan iklim.

Panjang sayap juga tumbuh untuk 61 spesies, dengan peningkatan maksimum sekitar 1 persen per dekade. Jirinec berpikir bahwa sayap yang lebih panjang membuat lebih efisien dan lebih sejuk bagi burung. 

Jirinec menambahkan, “sayap yang lebih panjang mungkin membantu burung terbang lebih efisien dan menghasilkan lebih sedikit panas, yang dapat bermanfaat dalam kondisi yang lebih panas.” Namun ia mengatakan hal tersebut hanyalah hipotesis. Perubahan tubuh ini paling menonjol pada burung yang menghabiskan waktunya lebih tinggi di kanopi, di mana kondisinya lebih panas dan lebih kering daripada lantai hutan.

Bagi mereka yang bertanya-tanya mengapa perubahan tubuh kecil pada burung rumahan yang kecil dan sensitif itu penting, Jirinec menunjukkan bagaimana tindakan kita memiliki konsekuensi yang tidak selalu kita lihat, seperti mengubah ukuran dan bentuk hewan di belahan dunia lain.

“Kami menganggap Amazon sebagai simbol keanekaragaman hayati terestrial, tempat misterius, penuh dengan kehidupan, tak tersentuh manusia, jauh dari deforestasi,” kata Jirinec. “Tapi sepertinya tidak, belum tentu.”whiteboardjournal, logo