Persepsi yang Keliru: Tidak Ada Kemerosotan Moral yang Nyata di Generasi yang Lebih Muda

Human Interest
17.06.23

Persepsi yang Keliru: Tidak Ada Kemerosotan Moral yang Nyata di Generasi yang Lebih Muda

Riset terbaru mengungkap bahwa persepsi tentang penurunan moralitas manusia dari waktu ke waktu ternyata hanyalah ilusi psikologis.

by Whiteboard Journal

 

Foto: cjred/Unsplash

Kita mungkin sering mendengar bahwa moralitas manusia semakin merosot. Dari waktu ke waktu, manusia dianggap menjadi kurang baik, tidak hormat, dan tidak dapat dipercaya. Namun, riset terbaru menunjukkan bahwa kepercayaan bahwa orang sekarang lebih tidak bermoral dibandingkan generasi sebelumnya ternyata hanya ilusi, yang justru bisa berbahaya bagi masyarakat.

Serat Kalatidha yang ditulis oleh pujangga Ronggowarsito (1802-1873) seolah menemui kenyataannya saat ini. Dalam serat tersebut, disebutkan tentang zaman edan, di mana derajat negara dan moralitas merosot.

Dari zaman kuno hingga zaman modern, para penulis dan pengamat sosial banyak mengungkapkan tentang kemerosotan moral yang dialami masyarakat mereka, terutama dalam hal kebaikan, kejujuran, dan kesopanan dasar manusia.

Namun, riset oleh Adam Mastroianni, seorang psikolog sosial dari Universitas Columbia, dan Daniel Gilbert, seorang psikolog dari Universitas Harvard, menunjukkan bahwa gagasan bahwa moralitas manusia menurun dari waktu ke waktu ternyata hanya ilusi psikologis. Mereka mengambil data dari survei yang dilakukan di Amerika Serikat tentang nilai-nilai moral dari tahun 1949 hingga 2019. Hasilnya menunjukkan bahwa sebagian besar peserta survei melaporkan adanya penurunan moralitas. Hal serupa terjadi dalam survei di 59 negara lain.

Namun, Mastroianni dan Gilbert tidak terburu-buru menyimpulkan bahwa moralitas secara drastis menurun di seluruh dunia. Mereka menemukan bahwa persepsi penurunan moral ini tidak didukung oleh data yang menunjukkan perubahan nyata dalam penilaian orang terhadap moralitas orang sezamannya.

Mastroianni dan Gilbert juga menunjukkan bahwa orang-orang zaman dulu tidak lebih baik daripada orang saat ini. Melalui analisis terhadap catatan sejarah, mereka menemukan bukti bahwa perilaku amat tidak bermoral, seperti pembantaian, perbudakan, dan kejahatan lainnya, telah menurun secara signifikan seiring waktu.

Para peneliti juga menjelaskan bahwa persepsi kemerosotan moral dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti bias ingatan yang lebih mengingat hal-hal negatif daripada positif.

Hal ini penting untuk disadari karena persepsi tentang kemerosotan moral dapat memiliki konsekuensi sosial dan politik yang signifikan. Misalnya, pandangan bahwa moralitas semakin buruk dapat memengaruhi pilihan pemungutan suara masyarakat.

Namun, manusia saat ini dihadapkan pada berbagai masalah mendesak seperti perubahan iklim, ketidakadilan rasial, dan ketidaksetaraan ekonomi. Oleh karena itu, penting untuk memahami bahwa penilaian moral tidak boleh digeneralisasi dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Dalam kesimpulannya, studi ini mengajak kita untuk melihat realita yang sebenarnya dan menghindari ilusi kemerosotan moral yang dapat membahayakan pemahaman dan kehidupan sosial kita.whiteboardjournal, logo