Who, What, Why: Rizki Amir

Ideas
23.08.20

Who, What, Why: Rizki Amir

Melalui tulisannya berjudul “Komposisi Teh Manis”, Rizki Amir berpandangan kesehatan mental seseorang dapat dipengaruhi oleh makanan.

by Whiteboard Journal

 

Teks: Thontowi Wallace 

WHO

Rizki Amir adalah salah satu penulis yang berkontribusi dalam proyek buku Open Column 2. Akhir-akhir ini, ia menghabiskan waktunya dengan berjualan di pasar tradisional dan membaca buku-buku sastra, psikologi, dan gastronomi. Sebagai penulis, ia menjadikan menulis sebagai siasat untuk mencari identitas dan upaya menghadiahi diri sendiri. Belakangan ini, Rizki sedang menyiapkan kelahiran buku kumpulan puisi kedua, berjudul “Sarden yang Ringan” yang akan terbit tahun ini. Sebelumnya, ia telah merilis buku kumpulan puisi pertamanya berjudul “Rahasia Pasar” pada 2017.

WHAT

Berkontribusi dalam Open Column 2, Rizki ingin menyuarakan kegelisahan tentang kesehatan mental, salah satunya dengan menulis puisi. Selain itu, ia ingin mengeksplorasi lebih jauh kompleksitas isu-isu kesehatan mental yang selama ini ada. Melalui tulisan “Komposisi Teh Melati”, Rizki melihat bagaimana sebuah makanan bisa memiliki efek tersendiri bagi seseorang. Ia percaya bahwa ada ego, rasa terima kasih, cinta, kecemasan, dan harga diri di setiap sajian yang kita makan dan minum. Melalui makanan itu pula, ia menemukan kemungkinan bahwa kesehatan mental seseorang perlahan-lahan bisa dipulihkan.

WHY

Menurut Rizki, persepsi masyarakat Indonesia masih menganggap enteng isu-isu kesehatan mental dan hal itu dapat diminimalisir dengan saling berbagi dan memahami konsep kebahagiaan. Ia berpendapat edukasi mengenai mental health di kalangan anak muda, khususnya di wilayah urban, sudah mulai terarah dan cukup masif. Hal tersebut dibuktikan dengan hadirnya kolektif-kolektif yang berfokus pada penanganan berkelanjutan akan kesehatan mental. Kedepannya, Rizki berharap edukasi kesehatan mental ke depan bisa dipahami terlebih dulu oleh  lingkungan keluarga dimana orangtua atau orang terdekat bisa menjadi jalan keluar bukan malah menjadi penghambat pertama atas masalah yang ada.whiteboardjournal, logo