Who, What, Why: Stephania Shakila

Human Interest
07.08.20

Who, What, Why: Stephania Shakila

Penulis sekaligus musisi yang ingin sajikan transparansi dalam bercerita seputar kesehatan mental.

by Whiteboard Journal

 

Teks: Annisa N. Harsa

WHO

Merupakan salah satu dari banyak penulis yang berkontribusi dalam proyek buku Open Column 2, Stephania Shakila adalah seorang penulis yang juga merangkap sebagai musisi. Sebagai penulis, kegemaran Stephania ini tumbuh dalam bentuk kebiasaan menulis buku harian di masa kecil yang ia gunakan untuk merekam berbagai perasaan, pikiran, dan keinginan. Kegemaran tersebut pun terus tumbuh dan berkembang bagi Stephania, kini ia juga telah merilis buku perdananya bertajuk “Nubuat Tentang Hawa”, sebuah buku yang juga memuat isu-isu kesehatan mental. Selain dalam bentuk buku, melalui musik yang ia garap bersama band Rekah pun ia ingin membawa narasi seputar upaya seseorang untuk terus bertahan hidup. Melihat tulis-menulis sebagai sarana pembawa narasi yang rinci, ia juga menyibukkan kesehariannya dengan tulis-menulis dalam pekerjaannya sebagai seorang copywriter di sebuah agency periklanan.

WHAT

Berkontribusi melalui tulisan dalam proyek Open Column 2 merupakan hal yang penting bagi Stephania. Sebagai seorang yang mengalami gangguan mental, ia pun merasakan berbagai kekesalan, kesedihan, serta kelelahan fisik maupun emosi dalam menghadapi hal tersebut sehingga ia melihat bahwa perbincangan seputar isu ini adalah hal yang sangat penting. Dalam karya tulisan bertajuk “Apakah Mungkin Sakit Mental Benar Berkaitan dengan Ilmu Santet”, Stephania berbagi cerita mengenai pengalamannya ketika terdiagnosa dengan skizofrenia. Dengan kejujuran dan transparansi dalam tulisan tersebut, ia harap dapat meningkatkan kepekaan banyak orang seputar isu kesehatan mental tanpa adanya meromantisasikan pengalaman tersebut. Tak hanya itu, ia juga ingin mengangkat perihal stigma yang ia alami, terlebih lagi persepsi lensa tradisional yang kerap melihat isu mental dan spiritual sebagai satu hal yang sama, baik itu akibat kekurangan iman, akibat santet, ataupun pengaruh ilmu hitam.

WHY

Bagi Stephania, berkontribusi dalam Open Column 2 ini merupakan salah satu dari banyak upaya yang bisa dilakukan untuk membantu menormalkan perbincangan seputar kesehatan mental tanpa adanya stigma. Menurutnya, meskipun banyak kampanye serta media yang vokal terhadap isu ini, perspektif terhadap gangguan mental di kalangan orang tua dan keluarga masih cenderung tertutup. Di saat yang sama, banyaknya kampanye di media sosial yang membahas isu kesehatan mental juga dapat dilihat sebagai sesuatu yang memiliki risiko berupa self-diagnose. Fenomena tersebut juga merupakan hal yang berbahaya, sehingga Stephania merasa penting untuk berbagi ceritanya dengan sangat transparan agar pembaca dapat memahami bahwa mengalami gangguan mental bukan lah suatu hal yang menyenangkan ataupun ‘keren’. Untuk pendidikan seputar kesehatan mental ke depannya, Stephania berharap bahwa perkembangan tak hanya terbatas pada informasi pengenalan dan awareness saja, tapi juga cara menangani dan bagaimana memberi support system yang memadai. Baik berupa support system dalam bentuk dukungan lingkungan terdekat ataupun dukungan dalam bentuk kemudahan urusan administrasi dari pihak pemerintah.

 whiteboardjournal, logo