Bersama dengan BTS, Big Hit Entertainment Melejit di Bursa Saham

Music
26.01.21

Bersama dengan BTS, Big Hit Entertainment Melejit di Bursa Saham

Meskipun kinerja pasar perusahaan sempat naik-turun sejak meluncurkan IPO tiga bulan lalu.

by Whiteboard Journal

 

Teks: Ratu Intan Mutia
Foto: IDX Channel

Meskipun pandemi COVID-19 merupakan alasan nomor satu dalam kemerosotan industri musik, nampaknya Big Hit Entertainment (BHE) justru sedang dalam masa jayanya. Perusahaan manajemen yang menjadi dalang di balik kesuksesan idol group bernama Bangtan Sonyeondan (BTS) ini mengalami booming pada tahun 2020. Dapat dilihat bahwa BTS telah menembus pasar musik Amerika Serikat, mendapatkan peringkat nomor satu di Billboard Hot 100, memiliki jumlah views yang melebihi 1 triliun pada beberapa music video di Youtube, nominasi Grammy Awards 2021, serta penjualan album yang sangat cepat dan banyak.  

Dalam kasus single hit, “Dynamite”, lonjakkan tersebut selaras dengan penawaran saham perdana (IPO) perusahaan yang menguntungkan pada pertengahan Oktober 2020. Saham yang ditawarkan masing-masing seharga 135.000 KRW, menilai perusahaan di 4,8 triliun KRW atau setara dengan 61 triliun Rupiah. Penjualan tersebut memungkinkan perusahaan untuk mengumpulkan fresh capital sebesar 963 miliar KRW (12 triliun Rupiah).

Tidak selalu berjalan mulus, pasar sekunder untuk saham Big Hit Entertainment lebih seperti roller coaster. Dalam perdagangan awal, harga saham melonjak akibat para lembaga yang “frustasi” karena ketinggalan dan penggemar BTS yang memperlakukan saham itu seperti merchandise. Pada saat itu, harga saham mencapai 258000 KRW (3,2 juta IDR) di hari pertama. Di hari berikutnya, ternyata jatuh ke harga 199000 KRW (2,5 juta IDR). Jatuh lebih jauh, harga saham pernah mencapai 144000 KRW (1,8 juta IDR) walaupun akhirnya ditutup pada harga 192500 KRW (2,45 juta IDR). 

Dengan harga itu, Bang Si-hyuk yang merupakan CEO Big Hit Entertainment masih merupakan multi-miliuner. Anggota idol group BTS pun memiliki alokasi saham pribadi mereka yang meningkat nilainya menjadi 13,2 miliar KRW (170 miliar IDR). Saat peluncuran, harga Big Hit Entertainment untuk mendapatkan penghasilan berlipat ganda lebih dari 70 kali proyeksi laba bersih tahun 2020, jauh lebih tinggi daripada perusahaan elektronik, teknologi, dan industri yang menjadi fondasi ekonomi Korea. Selama tiga bulan, Big Hit Entertainment telah menunjukkan keuntungan pendapatan 54% tahun ke tahun. Namun, laba bersih selama sembilan bulan pertama meningkat 13% menjadi 60,4 miliar KRW (770 miliar IDR) akibat pandemi COVID-19. 

Penghasilan kuartal keempat bisa sangat mengesankan. Periode langsung pasca-IPO termasuk konser online BTS “Map of the Soul ON: E” pada bulan Oktober 2020 yang diperkirakan telah menghasilkan 35 juta USD (493 miliar IDR) dari penjualan hampir satu juta tiket serta pendapatan dari album “BE Deluxe Edition”. Hal ini pun menyebabkan para pakar bertanya apakah masuk akal bagi Big Hit Entertainment untuk dinilai lebih tinggi dari tiga agensi bakat terkemuka Korea lainnya, seperti JYP Entertainment, YG Entertainment dan SM Entertainment. Dibandingkan dengan trio lainnya, Big Hit Entertainment seperti perusahaan satu produk yang dapat dilihat dari lebih dari 90% pendapatan tahun 2019 berasal dari BTS. 

Menanggapi hal ini, Big Hit Entertainment berusaha mematahkan asumsi tersebut dengan melakukan diversifikasi melalui kesuksesan idol group TOMORROW X TOGETHER atau idol group keluaran Pledis Entertainment maupun BE:LIFT LAB yang merupakan anak perusahaannya. Perusahaan manajerial ini juga akan memindahkan kantor pusatnya ke Yongsan Trade Center untuk mengatasi kemungkinan jumlah staf yang terus bertambah. Meskipun staf bertambah, nampaknya Big Hit Entertainment masih tetap tidak akan melepaskan ketergantungannya pada BTS. whiteboardjournal, logo