New Music Selection: Beach House, Masakre, Chubby and the Gang, sampai The Body & OAA

Music
18.02.22

New Music Selection: Beach House, Masakre, Chubby and the Gang, sampai The Body & OAA

Mengeksplorasi blackened hardcore bersama Prejudize, menjelajahi koridor post punk Jerman bersama Shybits, melihat sisi metal Foo Fighters dalam Dream Widow, dan berdansa dalam kemeriahan Ibukota bersama We Are Neurotic.

by Whiteboard Journal

 

Setiap hari jumat, kami akan merangkum rilisan lagu baru dari musisi lokal dan internasional. Berikut adalah rangkuman lagu-lagu baru yang menarik untuk didengar di minggu ketiga Februari 2022 ini.

Beach House – Hurts to Love

Beach House paham betul bagaimana merilis album terbaru mereka dalam suasana Valentine. Pada final drop ‘Once Twice Melody’, mereka mengajak pendengarnya untuk mendefinisikan kembali kata “cinta” dengan track ‘Hurts to Love’. Mungkin ini adalah lagu paling playful yang pernah diproduksi oleh duo asal Baltimore ini, baik secara musik yang secara keseluruhan memainkan synth-pop bernuansa 8-bit kilatan kunci lead keyboard yang menjadi ciri khas mereka, maupun secara lirik yang “menelanjangi” realitas tentang mencintai seseorang.

 

Masakre – Inhuman Atrocities

Menempatkan ‘Inhuman Atrocities’ tepat di tengah EP mereka, ‘Morbid Extinction’, adalah keputusan yang justru paling “human”. Setelah habis-habisan dibantai dengan crushing sound di dua track sebelumnya, track ini seakan menjadi intermezzo yang menunjukkan roots Masakre yang sesungguhnya: memulai separuh lagu dengan pattern d-beat yang begitu kentara dan mentransisikannya dengan ritme dan riff old school death metal dan menyelesaikan lagunya dengan gempuran. Sedikit berbeda dari EP sebelumnya, ‘Crawling to Perdition’, gaya vokal beastial yang mereka usung di sini terdengar lebih subtle dan berpadu secara sempurna dengan keseluruhan musiknya

 

Prejudize feat. Satan’s Heir – Coward

Kecerdikan Prejudize adalah bermain di ranah yang jarang dijamah musisi hardcore Indonesia. Di track ‘Coward’, mereka dengan piawai bermain tuning gitar rendah dengan sound yang heavy, memadukan riff serta breakdown groovy ala beatdown hardcore dan nuansa mencekam blackened hardcore. Untuk menjadikan track ini sebagai musik hardcore dengan kegelapan yang paripurna, secara cermat mereka memilih Satan’s Heir/Ekrig (Avhath) untuk mengisi bridge di lagu ini dengan shrieking/fry scream khasnya.

 

Shybits – Neighbours

Track garapan band post punk asal Jerman ini mungkin memperjelas demarkasi bagi band-band kontemporer yang mengusung genre serupa. Tidak menganut nuansa bitter dan satir seperti yang ngetren di UK, Shybits justru bermain dengan nuansa yang lebih ceria, surfy dan jangly, seperti band post punk lainnya di luar wilayah tersebut (lihat: Corridor dari Montreal, kota paling “Prancis” di Canada)

 

Jordan Rakei – Bruises

Setelah mengisi vokal dengan sangat cemerlang di lagu ‘Shadows’-nya Bonobo beberapa waktu lalu, Jordan Rakei merilis single ‘Bruises’, yang menjadi track kunci dari EP yang akan di rilis 4 Maret mendatang dengan judul yang sama. Di “Bruises”, ia memainkan reggae dengan penuh penjiwaan karena menurutnya track ini didedikasikan kepada legenda musik genre tersebut, Bob Marley. Ada komentar menarik yang ditulis pendengar dengan username Jackson Halliwell di kolom komentar video musik ini: “Unlike Jacob Collier… this dude actually has SOUL!”

Dan, kami setuju. Haha.

 

Chubby and the Gang – Who Loves Ya (Coup d’état)

Suara gitar renyah seperti musik rock 70-an dengan kearifan vokal Oi! Tembang cinta anak punk yang tidak cringe sehingga mudah sekali membayangkannya menjadi soundtrack film atau seri romcom. Belum pernah gagal sepanjang diskografinya, Chubby and the Gang adalah perwujudan punk rock paling relevan saat ini

 

Dream Widow – March of the Insane

Bukan kejutan bagi kami kalau Dave Grohl (dan Foo Fighters) membuat alter ego dan memutuskan untuk bermain musik cepat dan keras, tapi yang sedikit mengejutkan adalah keputusannya memilih thrash/death metal awal tahun 80-an. ‘March of the Insane’ nantinya akan menjadi soundtrack film Foo Fighters yang berjudul ‘Studio 666’.

 

The Body & OAA – Devalued

Setelah “menyebrang” sesaat untuk bermain musik folk bersama BIG|Brave, The Body kembali ke jalurnya memainkan musik doom yang menghempas keras dan memekak telinga. Tabuhan drum yang bernuansa ritual dan teriakan histeris sepanjang lagu menjadikan ‘Devalued’ sebagai pembuka bagi sonic experience yang begitu dahsyat di album ‘Enemy of Love’.

 

We Are Neurotic – Jakarta Funk

Musik memang seringkali beresonansi dengan pengalaman ruang sang penulis musik. We Are Neurotics sepertinya menangkap kemeriahan Ibukota dan memutuskan untuk mendokumentasikannya secara musikal dalam ‘Jakarta Funk’. Seperti halnya Todd Terje mendefinisikan dansa dan bersenang-senang ala Norwegia dengan ‘Inspector Norse’. We Are Neurotic mendefinisikan Jakarta dengan lagu ini.

 

Sofi Tukker – Original Sin

Duo Sofi Tukker memang saat ini sedang mempersiapkan album baru mereka ‘WET TENIS’. Berhubung ini single pengantar album ini, bersiaplah untuk mendapatkan lagu-lagu catchy dari mereka.

 

Pyrex – Conditioner

Memberi sentuhan baru pada struktur musik early DC hardcore/punk seperti Void, sound gitar yang gritty dengan beberapa lead bernuansa death rock. Tembang stomping dengan tempo menengah dan eksekusi vokal penuh amarah yang bergema, cukup membuat penasaran bagimana melihat penampilan mereka di panggung-panggung intim. whiteboardjournal, logo