Potensi dan Inspirasi dari Pasar Serba Ada Tumpah Ruah

Ideas
09.05.18

Potensi dan Inspirasi dari Pasar Serba Ada Tumpah Ruah

Konsep marketplace yang selalu seru oleh Tumpah Ruah akan dibawa ke Soundrenaline dengan format jauh lebih berbeda dari biasanya.

by Whiteboard Journal

 

Teks: Carla Thurmanita
Foto: Hoshandhoom

Belakangan ini, gelaran marketplace, khususnya di Jakarta, meningkat secara signifikan sehingga para konsumen pun dihadapkan dengan berbagai macam pilihan. Namun di antara banyak acara tersebut dengan bentuk dan konsep beragam, terdapat satu nama yang terlihat paling menonjol. Adalah Tumpah Ruah, sebuah marketplace yang diadakan sebulan sekali bertempat di ruang kreatif Gudang Sarinah Ekosistem. Tumpah Ruah menawarkan konsep pasar serba ada (paserba) yang di dalamnya terdapat produk-produk kreatif lokal berbagai jenis dengan harga yang terjangkau. Kami berbincang dengan Tumpah Ruah untuk mengetahui lebih jauh peran dan cara mereka menciptakan sebuah ruang kreatif dalam bentuk ‘pasar’ yang berbeda dibandingkan yang lainnya.

Apa latar belakang dan tujuan di balik Tumpah Ruah?

Pada awalnya kami mengembangkan sebuah acara rutin yang diadakan oleh ruangrupa yaitu Holy Market. Ketika kolektif seniman ruangrupa, SERRUM dan Grafis Huru Hara hadir sebagai satu ekosistem, maka kami mengembangkan program ini, karena yang tadinya Holy Market sendiri segmen pasarnya adalah anak muda serta komunitas yang menyukai seni. Ditambah yang kami ketahui saat ini sudah banyak individu atau kolektif yang berkembang menciptakan produk-produk yang menarik dan menurut kami penting untuk dihadirkan ke khalayak umum, oleh sebab itu kami mencoba membuat sebuah pasar yang bertujuan dapat dihadiri oleh berbagai kalangan dan usia – mulai dari yang tua hingga yang muda, punya uang atau tidak punya uang.

Karena pada tujuannya adalah selain kami menjual lapak dan terdapat pedagang dan pembeli, tapi juga menjadikan ekosistem ini menjadi wadah untuk bertemunya kolektif lain yang kemudian dapat menjadi ruang yang sangat terbuka bagi siapa saja yang ingin membuka jaringan; misalnya pedagang dengan pedagang, pedagang dengan pembeli, serta komunitas dengan komunitas. Mereka diharapkan dapat berbagi pengetahuan dan strategi kreatif lain antar sesama, yang nantinya muncullah sebuah jaringan baru yang dapat menghasilkan sesuatu yang baru.

Salah satu yang membuat Tumpah Ruah berbeda dengan marketplace lainnya adalah ragam barang yang dijual di dalamnya. Apa ini salah satu upaya Tumpah Ruah untuk menggaet keikutsertaan kolektif atau individu untuk berkarya dan berinteraksi guna memperkenalkan/menjual barangnya?

Kami sangat terbuka bagi mereka yang menghasilkan hal baru, baik individu maupun kolektif. Karena kami melihat Tumpah Ruah dapat menjadi ruang presentasi hasil eksperimen mereka. Selain itu kami bekerja sama dengan program-program Gudang Sarinah yang lain. Program dari “OK.Pangan” pada akhirnya memunculkan dan bekerja sama dengan jejaring “Pasar Petani Kota”, sebuah pasar yang mendukung dan menjaring para petani dalam kota.

Kemudian program dari “Ruru Kids” memberikan lokakarya kepada anak, program dari “Pena Siswa” yang berfokus pada lokakarya penulisan tingkat remaja, program lokakarya seni “Kelas Maraton” yang mengundang praktisi seni atau komunitas sebagai pemateri, program dari “Grafis Huru Hara” yang memiliki fokus akan percetakan, program dari “Ruru Radio” yang cenderung ke arah menghibur melalui musik serta live streaming, program dari “Ruru Gallery” yang mencoba me-lelang karya seni, dan beberapa bentuk aktivitas lainnya oleh individu atau kolektif.

Beberapa tahun belakangan banyak marketplace hadir di kota besar dengan konsep dan produk serupa. Sebagai bentuk alternatif di tengah tren tersebut, apa pendapat kalian akan fenomena itu?

Mengenai fenomena tersebut, itu sangat baik dengan hadirnya pasar yang menghadirkan juga produk-produk jualan yang serupa, karena sebagai wadah akan muncul banyak lagi individu atau kolektif yang dapat mempresentasikan bentuk gagasan yang mungkin akan berbeda dari segi presentasinya. Dengan begitu mereka dapat mengukur kekurangan atau kelebihannya di banyak tempat, termasuk melihat potensi lokal yang semakin berkembang dan beragam. Apalagi animo dan segmentasi setiap wilayah berbeda-beda.

Tumpah Ruah ini digelar secara berkala. Bagaimana cara kalian untuk menunjukkan bahwa acara ini tetap bisa kreatif dan inovatif di setiap gelarannya?

Dari program-program di atas, kami selalu berbagi informasi dan evaluasi apa saja yang akan dihadirkan dalam Tumpah Ruah. Tumpah Ruah sifatnya sebagai wadah presentasi dan pertemuan, juga sebagai wadah untuk mendukung bentuk-bentuk transaksi baik antar individu atau kelompok yang punya kesadaran berbagi pengetahuan yang dapat dikembangkan lagi oleh individu atau kelompok lainnya. Sehingga kami dapat berdiskusi dahulu apa saja yang sudah pernah dilakukan dan apa saja yang belum dilakukan, juga dengan cara melempar semacam polling kepada partisipan Tumpah Ruah yang telah dan juga yang akan berkontribusi. Dengan begitu kami dapat memperkaya materi yang akan dihadirkan.

Jika biasanya Tumpah Ruah digelar di Gudang Sarinah, kalian akan memboyongnya ke Soundrenaline di bulan September. Konsep seperti apa yang kalian tawarkan?

Tumpah Ruah sudah memiliki platform yang jelas, bukan sekadar pasar melainkan sebuah ruang yang ingin mengumpulkan semua golongan dengan berbagai bentuk program dan aktivitas. Konsep seperti itu yang nantinya akan kami bawa ke mana-mana.

 whiteboardjournal, logo