Upaya Binatang Press Memberi Sajian Art dan Visual Culture pada Publik

Ideas
24.08.18

Upaya Binatang Press Memberi Sajian Art dan Visual Culture pada Publik

Kami berbincang dengan Andreas dan Wandha mengenai eksplorasinya dengan risograph, visual culture hingga komentarnya tentang perkembangan zine hari ini.

by Amelia Vindy

 

Foto: Binatang Press

Menggunakan risograph, Binatang Press! hadir sebagai penerbit independen lokal yang kini telah mencetak berbagai karya-karya dan buku dengan visual unik nan menarik. Adalah Andreas Junus dan Irawandhani Kamarga sosok di balik ide tersebut, yang juga merupakan bagian dari kreatif konsultan asal Jakarta bernama The 1984. Sebagai pendatang baru, kami berkesempatan untuk berbincang dengan Andreas dan Wandha mengenai eksplorasinya dengan risograph, visual culture hingga komentarnya tentang perkembangan zine hari ini.

Berbeda dengan penerbit independen lainnya, Binatang Press! Banyak menggunakan risograph pada pengerjaannya, alasan apa yang membuat kalian tertarik untuk mengeksplorasi cetakan menggunakan risograph?

Binatang Press! sangat memperhatikan eksplorasi pada crafting dari buku-buku kami, sebab kami merasa penting untuk lebih memberikan human touch pada buku-buku tersebut. Salah satu eksplorasi printing yang kami punya inhouse adalah risograph, mesin second dari tahun 90-an ini, merupakan salah satu eksplorasi kami dalam menghidupkan kembali gaya printing zaman dulu yang tidak selalu sempurna, tapi memiliki daya tariknya sendiri. Secara tidak langsung bisa juga menghadirkan kembali rasa nostalgia pada saat kita membaca tabloid atau membaca komik stensilan.

Memfokuskan diri pada art dan visual culture, sebenarnya target apa yang kalian ingin capai dengan kehadiran Binatang Press? Dan visual culture seperti apakah yang ingin disampaikan?

Mungkin ada pengaruh besar dari latar belakang kami, yang sebenarnya pun merupakan bagian dari The 1984 (kreatif konsultan di Jakarta). Sehingga sudah hampir intuitif kalau tema yang kami usung cenderung lebih fokus ke art dan visual culture. Namun bagi kami, konteks dari setiap buku sangat penting, kita juga tidak ingin menerbitkan buku yang hanya bagus secara visual saja. Dalam spirit penerbit independen, tentu kami sangat menghargai originalitas dan ekspresi jujur dari para kolaborator kami dalam menyuarakan observasi dan pengalaman pribadi mereka, mengenai budaya lokal dan gaya hidup di sekitar mereka.

Kehadiran beragam penerbit independen juga dibarengi dengan semangat pelaku kreatif yang mulai menekuni kembali budaya zine dengan teknik beragam. Bagaimana tanggapan Anda melihat perkembangan zine hari ini dari sudut pandang penerbit independen?

Zine sebagai media yang tergolong terjangkau untuk diproduksi, juga menjadi alasan utama untuk pekerja kreatif atau desainer muda untuk mencurahkan kreativitas dan sudut pandang mereka. Zine sudah tidak melulu menceritakan tentang huru hara politik atau media untuk kalangan sakit hati lagi. Meski tetap sah-sah saja untuk mengangkat dua tema tersebut, tapi sepertinya sekarang sudah lebih banyak variasi pada tema yang diangkat. Kalau kita lihat, sekarang jauh lebih banyak tema yang sifatnya lebih personal.

Sebagai penerbit, seperti apakah proses kurasi yang dilakukan hingga akhirnya masuk ke tahap pengerjaan? Atau sebenarnya semua orang bisa menerbitkan karya visualnya melalui kalian?
Semua orang bisa mengirimkan proposal dan manuskrip dari project mereka kepada kami, dari sana tim editor kami akan mengkurasi proposal-proposal tersebut yang kemudian akan dibahas dan disetujui bersama hingga akhirnya lolos ke tahap pengerjaan.

Yang paling utama dari proses pengkurasian adalah konten dari buku atau zine tersebut, apakah kontennya bisa menceritakan secara jujur dan menarik tentang kehidupan si penulis? Apakah konten tersebut memiliki sudut pandang atau tujuan yang ingin disampaikan? Apakah konten tersebut cukup merepresentasikan budaya kita untuk dibaca oleh pembaca internasional?

Sebagai pelaku, sejauh manakah peran penerbit independen dalam mendukung perkembangan industri kreatif di Indonesia, terutama bagi para emerging artist hari ini?
Kami berusaha bisa menjadi alternatif untuk para emerging artist yang ingin menerbitkan karyanya dalam bentuk buku atau zine, menjadi perpanjangan tangan dan tempat berkolaborasi untuk pembuatan karya mereka, terutama mengemas karya mereka dengan baik. Sebab pada akhirnya tujuan pentingnya adalah untuk selalu mengusahakan agar karya para pelaku kreatif ini menjadi accessible kepada masyarakat luas.

Rencana apa yang sedang Binatang Press! Siapkan untuk ke depannya?

Ke depannya Binatang Press! akan terus mengurasikan local content untuk diterbitkan dan secara perlahan tapi pasti. Kami juga akan melanjutkan aktivitas yang bertaraf internasional (meskipun sifatnya masih tetap independen), tahun ini sudah dimulai juga dengan Singapore Art Book Fair dan fitur worldwide shipping di situs kami. Untuk tahun ini, masih akan ada beberapa judul buku yang akan dirilis dalam beberapa bulan ke depan. Ada photobook, childrens book, dan fantasy graphic novel.
whiteboardjournal, logo