New Music Selection: Dari Maliq & D’Essentials, Iwan Fals, Black Midi, hingga Musik Klasik Karya Artificial Intelligence

Music
06.08.21

New Music Selection: Dari Maliq & D’Essentials, Iwan Fals, Black Midi, hingga Musik Klasik Karya Artificial Intelligence

Bonus track mempesona karya Black Midi, kolonialisme dalam d-beat karya band Australia-Indonesia, dan kesendirian yang mengajak berdansa dari Hand Habits.

by Muhammad Hilmi

 

Setiap hari jumat, kami akan merangkum rilisan lagu baru dari musisi lokal dan internasional. Berikut adalah rangkuman lagu-lagu baru yang menarik untuk didengar di awal bulan Agustus 2021 ini. 

Maliq & D’Essentials – Aku Cinta Kau Dan Dia (Dewa19 Cover)

Menarik mendengar bagaimana band neo-soul Maliq memberi makna baru di salah satu lagu paling ikonik karya Ahmad Dhani ini. Di tangan Angga, Widi dan kawan-kawan, lagu ini terasa lebih modern dan hidup. 

Iwan Fals – 16/01 ft. Sandrayati Fay

Judul ini dipilih karena proses produksi yang berlangsung dari 16 November 2020 sampai 1 Juni 2021. Lagu berdurasi 8 menit ini diciptakan untuk menyampaikan kegelisahan sehari-hari, namun dibawakan dengan playful. Selain menampilkan Sandrayati Fay, di lagu ini, cukup banyak cameo: mulai dari Lafa Pratomo sebagai produser dan gitaris, Yuyi dari Fleur sebagai bassist, hingga Isha Hening yang mengisi backing vocal.

Duran Duran – MORE JOY! ft. Chai

Menyambut album terbarunya yang akan rilis bulan Oktober, Duran Duran merilis lagu yang terinspirasi dari soundtrack video game Jepang sambil menggaet salah satu musisi paling menarik dari Jepang sekarang ini, Chai. Perpaduan new wave yang motorik ala Duran Duran dengan vokal Chai yang ceria menjadi penyegaran yang perlu di diskografi Duran Duran.

Unknown Mortal Orchestra – That Life 

“That Life” disebut terinspirasi dari Where’s Waldo, karena “..contrasting scenes and multiple characters all engaged in that same perverse mixture of luxury, reverie, damnation, in the landscape of America.“ Menarik untuk mendengar kembalinya Unknown Mortal Orchestra di lagu ini.

Black Midi – Cruising

Sebuah bonus track dari rilisan khusus Jepang album Cavalcade, lagu berdurasi 6 menit ini kembali menunjukkan sisi aneh, unexpected, dan penuh eksperimen dari Black Midi. Seakan tidak bisa menebak kemana arah lagu karena selalu ada kelokan tajam tiap menitnya.

Full Of Hell – Industrial Messiah Complex

“Industrial Messiah Complex examines the commodification and weaponization of faith and spirituality. Single utama dari album baru mereka mendatang, “Garden of Burning Apparitions”, tetap dengan amukan yang menggerinda, tapi menunjukkan kualitas produksi yang berbeda. 

Hand Habits – Aquamarine

Berakar dari rasa kesendirian Meg Duffy selama lockdown, Aquamarine menceritakan perjalanan mencari identitas, menjawab segala pertanyaan yang muncul di sepanjang jalan menuju diri kita yang sesungguhnya. Lagu yang awalnya ditulis secara ballad ini akhirnya dipercantik dengan aransemen yang lebih pop dan dancey.

Sycco – Past Life

Salah satu single andalan dari mini album ‘Sycco’s First EP’ ini adalah salah satu bukti bahwa artpop is the way to go. Komposisinya playful dengan aksen-aksen menarik yang akan jadi penanda zaman. 

The Lazy Eyes – The Island

The Lazy Eyes akan berjajar bersama Crumb di daftar band psych-pop terkini. Menarik untuk mereka tampil bersama Kikagaku Moyo dan King Gizzard dalam satu festival di akhir pekan. 

Jalang – Santau

Band punk asal Australia ini sedang cukup banyak diperbincangkan di ranah internasional. Setelah masuk album pilihan di bandcamp daily, album “Santau” juga mendapat spotlight di salah satu artikel Stereogum. Bukan tanpa alasan, mereka membawakan d-beat punk yang penuh amarah dengan lirik berbahasa Indonesia-Inggris yang menceritakan tentang kolonialisme di Indonesia dan Australia. Dan oh iya, Kyle Seely, gitaris Sheer Mag mengisi posisi drum di album ini. 

HAWA – Wake Up

Menandai sisi yang lebih lembut dari penyanyi genre-bending ini, Wake Up jadi salah satu breakthrough baru HAWA setelah tumbuh di dunia musik klasik. Diproduksi oleh Cadenze, yang notabene sering menjadi kolaborator dari Jorja Smith dan Burna Boy, HAWA bisa jadi salah satu masa depan di industri musik.

Siriosa’s Post-Human Symphonic Choir – Plastic Symphonies

“If Beethoven could compose while he was incapable of hearing, Siriosa should also be able to compose even though he is incapable of feeling.” Karya megah ini dibuat oleh komposer non-human yang telah dilatih sedemikian rupa untuk menulis karya klasikal. Satu lagi proyek menantang masa depan karya Rully Shabara. whiteboardjournal, logo