Kecoa Cyborg Akan Digunakan Untuk Misi Pencarian Penyintas Pasca Bencana

Human Interest
07.12.21

Kecoa Cyborg Akan Digunakan Untuk Misi Pencarian Penyintas Pasca Bencana

Menggunakan algoritma pendeteksi manusia, serangga cyborg ini dapat membedakan antara manusia dan objek non-manusia dengan tingkat akurasi sebesar 87%.

by Whiteboard Journal

 

Teks: Titania Celestine
Photo: Ong Wee Jin via The Straits Time

Prof. Hirotaka Sato dan tim beliau dari School of Mechanical and Aerospace Engineering Nanyang Technological University (NTU) Singapura, berhasil memperalati sebuah chip pada punggung seekor Madagascar hissing cockroach yang berfungsi sebagai sensor senyawa gas di udara, contohnya karbon dioksida dan karbon monoksida. 

Serangga yang kini disebut cyborg tersebut juga dilengkapi sebuah kamera inframerah yang dapat mendeteksi benda hidup dalam suatu ruangan melalui tanda suhu atau temperature signatures. Serangga ini direncanakan untuk dilepaskan secara berkelompok pada sebuah area kejadian bencana alam. 

Riset yang dilakukan Prof. Sato sejak empat tahun yang lalu merupakan sebuah bentuk kemitraan dengan Home Team Science and Technology Agency Singapura (HTX) dan Klass Engineering and Solutions.

Menggunakan sebuah algoritma pendeteksi manusia, tim riset proyek ini menyatakan bahwa serangga cyborg ciptaan mereka dapat membedakan antara manusia dan objek non-manusia dengan tingkat akurasi sebesar 87%. Tim riset tersebut juga menambahkan bahwa sekitar 500 ekor serangga cyborg dapat digunakan untuk melakukan proses search and rescue pada area yang memiliki luas sekitar 5 km persegi. 

“Singapura merupakan negara pertama yang mengirimkan rescue team untuk Jepang ketika bencana gempa terjadi pada tanggal 11 Maret 2011 lalu. Sejak itu, saya sangat termotivasi untuk menggunakan kemampuan dan penemuan saya untuk berkontribusi kepada rescue missions Singapura,” ungkap Profesor Sato, kepada Straits Times pada bulan November lalu.

Kelompok yang harus melakukan search and rescue missions dihadapi dengan banyak keterbatasan, mulai dari lokasi dan situasi yang tidak memungkinkan untuk banyak pergerakan dan penglihatan, serta batas waktu pencarian yang menjadikan tugas tersebut sebuah hal yang sulit dilakukan manusia sendiri. 

Namun, dengan bantuan serangga cyborg ini, memungkinkan proses pencarian dengan waktu yang lebih singkat. Dikarenakan bentuk tubuh dan ukurannya yang kecil, serangga cyborg ini dapat menavigasi tempat-tempat kecil yang berbahaya bagi manusia biasa. Ini akan mempercepat proses pencarian individu pada lokasi bencana. whiteboardjournal, logo