Manifestasi dari Ke-alay-an dan Upacara Sakral ala Gabber Modus Operandi

Music
10.10.18

Manifestasi dari Ke-alay-an dan Upacara Sakral ala Gabber Modus Operandi

Eksperimen yang mengawinkan elemen musik gamelan Jawa dan Bali yang dibalut unsur gabber.

by Whiteboard Journal

 

Teks: Brigita Olga
Foto: Icanharem

Nama Gabber Modus Operandi memang gaungnya underground, namun berkat dioperasikan di bawah kendali duo produser musik sekaligus seniman kontemporer, Kasimyn dan Ican Harem, bukan hal aneh jika kemudian perlahan publik mengetahui keberadaannya. Setelah hadir di skena musik elektronik underground tanah air, lahirlah “Puxxximaxxx”, sebuah album perdana yang rilis di bawah payung label Yes No Wave Music.

Terdiri dari 9 trek, unit ini bereksperimen dengan mengawinkan elemen musik gamelan Jawa dan Bali yang dibalut dengan unsur hardcore techno atau yang kerap disebut gabber. Selain membungkus ulang musik-musik yang dekat dengan kegiatan dangdutan di kalangan masyarakat menengah, duo ini menawarkan musik mereka sebagai alegori dari kesenian asal Jawa Tengah yang kaya akan unsur magis, jathilan. Keinginan ini dituangkan pula dalam video klip lagu “Dosa Besar” yang menyisipkan potongan-potongan adegan kesenian yang juga disebut kuda lumping ini.

Dengung gamelan yang repetitif menjadi kata pengantar dalam lagu yang menjadi trek terakhir dalam album ini. Tak lama berselang, rentetan beat yang berdenyut-denyut pun datang menemani dentang bonang dan demung yang sedari tadi berkumandang. Seperti ingin menggambarkan tahapan pertama dari kesenian jathilan, yaitu kelahiran. Beat berdegup makin kencang melampaui skala 200 BPM, distorsi makin menjadi-jadi, tahap inilah yang menjadi puncak dalam upacara jathilan, yaitu saat penarinya kerasukan roh leluhur yang membuat mereka bergerak liar tanpa kendali.

Proyek musik yang disebut “Post-Alay Holistic Sound Healing” ini, disebut Ican sebagai manifestasi dari gerakan post-alay, yang ingin merangkum masa-masa alay yang pernah kita lalui sebagai tahap menjadi pribadi ‘normal’,  yang dibungkus dalam bentuk baru.

Nikmati album “Puxxximaxxx” di sini.whiteboardjournal, logo