Nostalgia 90-an bersama Rina Sawayama

Music
27.11.17

Nostalgia 90-an bersama Rina Sawayama

Musisi berbasis London, Rina Sawayama, mengandaikan kita tentang apa yang terjadi jika pop star era 90-an sudah mengenal Facebook dan Instagram.

by Febrina Anindita

 

Teks: Ibrahim Soetomo
Foto: The Line of Best Fit

Musisi berbasis London, Rina Sawayama, mengandaikan kita tentang apa yang terjadi jika pop star era 90-an sudah mengenal Facebook dan Instagram. Di debut mini albumnya dengan 8 lagu, “Rina”, Rina Sawayama menyuguhkan kita vibe pop 90-an dengan lirik yang mengusung isu-isu millennial.

Berdurasi 24 menit, mini album ini mengajak kita menikmati wahana neo-pop, cyberpunk hingga R&B. Lagu pembuka, “Ordinary Superstar,” mengingatkan kita pada pop energetik usungan Britney Spears. Energi yang serupa juga muncul di “Take Me As I Am,” namun kali ini ada sentuhan ala NSync pada harmonisasi vokalnya. Ada pun “Tunnel Vision”, lagu kolaborasi Rina dengan vokalis tenor Shamir, yang mengajak kita bersantai sedikit dengan nuansa chill dan groove. Paduan vokal yang kuat antara kedua penyanyi pun semakin menambah unsur soul pada lagu ini.

Di antara 8 lagu, “Cyber Stockholm Syndrome” merupakan representasi terkuat. Lagi-lagi dengan sentuhan R&B yang ditemani alunan harpsichord, lagu ini sangat nyaman dinikmati. Didukung dengan liriknya yang menangkap ungkapan-ungkapan millennial hari ini, seperti “Party on my phone,” atau “Happiest whenever I’m with you online,” lagu ini jelas paduan pas antara musik 90-an dengan isu-isu modern yang terjadi. Rina Sawayama jelas memulai debut yang menjanjikan.whiteboardjournal, logo

Tags